Citra mengambil teh yang dituangkan oleh Satya, meminum semuanya dalam satu tarikan napas. Kemudian, dia meletakkan cangkirnya, mengambil tas di sampingnya dan bangkit dari kursi.
Satya tidak berbicara, tapi dia buru-buru menggenggam tangan Citra ketika dia berjalan melewatinya. Begitu Citra berusaha melepaskan diri, dia malah dicengkeram lebih erat oleh pria itu. Citra ditarik kembali ke sisinya.
Satya menatap langsung ke arahnya dengan tatapan yang tidak percaya. Dia bertanya dengan tenang, "Apa yang dikatakan Louis padakmu? Ancaman apa yang digunakan olehnya untuk membuatmu mengatakan ingin putus denganku? Pasti itu bukan hal yang biasa dikatakan olehnya, kan?"
Citra tersenyum, "Menurutmu dia bisa mengancamku?"
Alis Satya berkerut. Dia memikirkan hal ini dengan serius. Citra benar, dia tidak bisa merasa terancam karena Louis. Tidak ada hal yang membuatnya takut pada pria itu. Namun, Satya masih menduga bahwa ini semua pasti ada hubungannya dengan pria tua itu.