Citra berkedip, dan wajahnya menghadap pada Satya, "Apakah kamu cemburu?"
"Ya."
Citra mengangkat alisnya. Apakah Satya mengakui bahwa dia cemburu? Senyuman memenuhi bibir Citra tanpa sadar. Dia mengangkat tangannya yang melingkar di leher Satya, "Gendong aku ke kamar mandi."
Satya langsung menggendongnya. Dia berjalan sambil memandang Citra dengan senyum rendah, "Mandi bersama?"
"Bukankah kamu sudah mandi?"
"Aku bisa menemanimu untuk mandi lagi."
"Tidak." Citra dengan tegas menolak. Dia mengerucutkan bibirnya, "Karena kelakuan burukmu tadi malam, kamu tidak diizinkan menyentuhku lagi selama seminggu. Kamu bisa pergi ke Paris besok, dan selama beberapa hari itu aku bisa istirahat."
"Kelakuan burukku? Siapa yang menggodaku terlebih dahulu tadi malam?"
Citra memelototinya, "Aku hanya mencium lukamu. Jika kamu tidak tahan, kenapa kamu tidak memintaku berhenti?"