Citra menatapnya dengan tatapan yang lembut. Ia menatap wajah tampan Satya sebentar, dan tiba-tiba tersenyum, "Aku hanya ingin kembali dan duduk sendiri, apa kamu juga akan marah karena ini? Hari ini kamu sangat moody, apakah kamu sedang datang bulan?"
Tentu saja, Satya mengerti arti dari perkataan Citra barusan, tetapi dia tidak marah. Dia menegakkan tubuhnya dan tidak berbicara. Dia mengambil teh yang sudah dituang dan meminumnya dengan perlahan.
Melihat Satya seperti ini, Citra merasa sedikit geli. Dia mencium pipinya sekilas, dan membujuk dengan lembut, "Aku tidak bisa menggunakan ponselmu sekarang. Lagipula, pelayan akan menyajikan makanan sebentar lagi. Kamu tidak bisa terus memelukku seperti ini."
Setelah terdiam, Citra berkata lagi sambil tersenyum, "Jika kamu sangat suka memelukku, kamu bisa melakukannya di rumah."