Kata-kata itu bukan pertanyaan, hanya pernyataan sederhana. Tidak mungkin bagi Bulan untuk bisa menilai emosi Satya saat ini. Bibirnya bergetar dan dia tidak berani berbicara.
Detik berikutnya, suara Juwita terdengar keras di telinga Bulan, "Bulan, apakah itu benar-benar kamu? Apa ini semua adalah ulahmu?"
Mata Satya sangat dingin, dan dia menurunkan matanya untuk melihat arloji di pergelangan tangannya. Suaranya yang rendah dan jelas terdengar sangat dingin, "Aku akan memberimu lima menit."
Citra menatapnya, "Sebenarnya aku tidak membutuhkan permintaan maaf mereka." Dia mengerucutkan bibir merahnya sambil menatapnya. Lalu, dia mengulangi apa yang dikatakan sebelumnya, "Aku ingin pulang."
Jari pria itu membelai pipinya. Dia tersenyum sekilas, "Tidak, tidak apa-apa untuk membiarkan mereka minta maaf. Setelah ini kita bisa pulang."