Jam menunjukkan pukul 1.30 pm. Kini sara baru saja keluar dari area sekolahnya.
Sara sedang menunggu angkutan umum sendirian. Dari kejauhan sara melihat seorang cewek dan cowok yang sepertinya sedang berpacaran.
Sara menatap cewek itu lamat-lamat, seperti pernah lihat. Dan beberapa detik kemudian sara mengingat siapa cewek itu
"Itu bukannya vera pacarnya aga ya?" Gumamnya sambil terusĀ mengamati sepasang remaja iu.
"Kok dia sama cowok lain? Mesra lagi" lanjutnya bergumam sendiri. Sara tak bodoh! Ia langsung mengambil hp nya dan memotret vera dari tempatnya. Ia mengambil beberapa foto yang pas saat vera dan cowok itu bermesraan.
Dan tak lama angkutan umum yang sara tunggupun datang. Ia langsung menaiki angkutan umum itu. Namun, pandangannya tak lepas dari vera dan cowok di sebelahnya.
"Besok gue tunjukin aja kali ya sama aga" sara membatin dalam hati.
Selama perjalanan sara hanya diam melamun. Ia masih terpikirkan apa yang dilihatnya tadi.
"Neng" suara seseorang membuyarkan lamunan sara.
"Iya bang?" Tanya sara yang masih linglung
"Udah sampe neng" ucap abang supirnya
"Oh iya bang" sara berdiri dari bangku yang ia duduki dan memberikan uang kepada abang-abang supirnya dan turun dari angkutan umum itu.
Ia berjalan memasuki kompleknya dengan langkah santai. Ia bersenandung sendiri sambil melompat-lompat kecil.
Sesampainya ia dirumah, ia disambut oleh bundanya.
"Assalamualaikum bun" salam sara kepada sintya. Sara menyalimi punggung tangan sintya.
"Wa'alaikumsalam, kamu baru pulang?" Tanya sintya
"Iya bun"
"Ya udah kamu ganti baju terus makan siang"
"Iya bunn"
Sara memasuki rumahnya dan menaiki satu persatu anak tangga. Namun, langkahnya terhentei oleh suara lelaki paruh baya yang tak lain ayahnya, daniel.
"Baru pulang nak?" Tanyanya kepada sara
"Iya yah. Ayah kok udah pulang?" Giliran sara yang bertanya. Jarang-jarang ayahnya pulang.
"Iya nih lumayan. Kerjaan ayah udah selesai jadi pulang cepet deh" jelas daniel yang diangguki oleh sara
"Ya udah ya yah, aku kekamar dulu"
"Iya"
Sara melanjutkan jalannya yang tertunda. Setibanya di kamar, ia melemparkan tasnya kesembarang arah dan melepas kaus kaki dan sepatunya.
Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur qween size nya. Sara memandangi foto yang ia ambil tadi. Ya, foto vera dan cowok tak dikenal itu.
"Besok gue kasih tahu aga aja deh. Kasian dia kalau beneran di selingkuhin" gumamnya pelan. Sedetik kemudian ia tersenyum
***
Pagi ini sara berangkat lebih awal. Jam baru menunjukkan pukul 06.15 dan ia sudah tiba di sekolah. Dan sekarang, sara sedang berjalan dikoridor sekolah. Ia berlari-lari kecil dan bersenandung.
"Na naaa na na na na naa na na na na naaa na na na na na na na naaa" senandungan kecil terdengar dari mulutnya. Tiba-tiba seseorang bahunya. Sontak saja sara membalikkan tubuhnya menghadap belakang. Dan ia menemukan desta yang cengar-cengir.
"Ngagetin aja si lo"
"Ya maap"
"Hmm"
"Oh ya, btw kok lo kayaknya seneng banget sih? Ada apa?? Cerita dong sama gue" desta menaik turunkan alisnya berniat menggoda temannya itu
"Nih, gue kasih tau ya.. gue kemarin lihat si vera vera itu lagi berduaan sama cowok! Dan parahnya.. mereka mesra-mesraan broo!! Gilaa emang tu orang" sara menjelaskan panjang lebar tentang apa yang ia lihat kemarin.
"Terus, lo foto nggak? Buat bukti gituu??"
"Ya iyalah! Gue nggak bodoh kali"
"Pinter! Nanti lo lihatin aja ke si aga. Ini peluang buat lo biar bisa sama aga" ucap desta memberi saran.
"Gue emang udah niatan kayak gitu tapi gue takut"
"Kenapa?"
"Gue takut kalo aga malah marah sama gue"
"Udah santai, nanti gue temenin"
"Oke"
Mereka melanjutkan perjalanan dan sampailah mereka di kelas.
Mereka heran kok kelas masih sepi?
Tapi mereka tak terlalu peduli tentang hal itu. Mereka berjalan menuju bangku masing-masing.
Desta dan sara menyibukkan diri dengan bermain hpnya. Hampir 20 menit mereka menunggu teman-temannya datang, akhirnya yang di tunggu datang juga.
Segereombol siswa memasuki kelas 11 IPS 2.
"Wihhh... tumben lo berdua udah berangkat?" Seru seorang cowok berparas tinggi, dan lumayan tampan. Ia adalah bram si ketua kelas 11 IPS 2.
"Yeeuu.. telat dimarahin! Kepagian di bilang tumben! Baku hantam yuk?!" Suara desta yang menimpali ucapan bram sudah mengangkat sebelah tangannya dan mengepalkannya. Ia memajukan tangannya seolah akan meninju bram.
"Kalem broo"
"Tapi emang tumben sih kalian berangkat pagi banget" ucap kenzo yang menyetujui bram
"Nggak papa sih... cuma lagi pengen" jawab sara yang tak memalingkan pandangannya dari hpnya.
"Lo lagi ngapain sa, kok liatin hp mulu?" Pertanyaan itu terucap oleh reza yang baru saja datang.
"Shopee" jawabnya singkat
"Oh" reza yang sudah medapat jawaban langsung duduk di bangkunya dan membuka buku pelajaran. Reza memang orang yang pintar, dan dia seorang kutu buku.
Setelah percakapan itu, tak lama agali dan jonson masuk ke dalam kelas. Desta yang menyadari keberadaan mereka langsung menendang kecil kursi sara.
"Sa" panggilnya dengan berbisik. Namun tak ada respon dari orang di sampingnya.
"Sara" panggilnya yang kedua kali. Dan itu juga tak direspon. Karena geram desta menendang kursi sara dengan kencang.
Sontak membuat sara kaget dan menoleh
"Apa?" Tanya sara dengan ekspresi biasa saja. Desta yang melihat itu mengerang pelan menahan emosi.
"Tuh" desta memberi kode kepada sara dengan dagunya yang ia arahkan ke ambang pintu.
Desta yang sadar diberi kodepun melihat arah yang ditunjuk desta. Setelah tahu siapa yang di tunjuk desta ia menoleh kembali ke arah desta.
"Nanti aja pas istirahat" ucapnya memberi tahu
"Astaga! Kalau tahu gitu gue nggak usah manggil-manggil lo"
"Kan gue nggak nyuruh lo manggil gue kalo agali udah dateng"
"Sabarr... sabarrr ini ujian" desta menepuk-nepuk dadanya pelan meredakan emosinya.
Tak lama belpun berbunyi. Agali dan jonson duduk di bangkunya masing-masing.
***
Bel istirahat telah berbunyi beberapa saat yang lalu. Dan sekarang agali sedang berada di lapangan bola basket. Ia dan teman-teman satu timnya sedang berlatih untuk lomba beberapa minggu lagi.
Saat agali ingin mengoperkan bola, arah bole itu melenceng dari arah sasarannya. Dan bola itu mengenai seseorang.
"Aww.. ssshh sakit.. kepala gue sa!" Cewek itu adalah sara. Kepalanya terkena lemparan bola agali tadi. Dan tiba-tiba sara pingsan. Mungkin karena akibat dari lemparan bola tadi
'Saraaa..!!" Teriak desta yang kaget melihat sara pingsan. Segera ia jongkok dan menggoyang-goyangkan tubuh sara, berharap sara akan bangun.
Agali yang melihat sara terkena lemparan bolanya dan pingsanpun segera menghampiri sara dan desta
"Biar gue yang bawa ke UKS" ucap agali kepada desta dan segera menggendong sara ala bridal style.
Agali sedikit berlari meuju UKS dan berharap disana ada anak PMR.
Saat ia hampir sampai di UKS, ia melihat salah satu anggota PMR keluar dari UKS. Langsung saja ia menghentikan orang itu dan menyurunya merawat sara yang sedang pingsan.
"Tunggu, tunggu. Tolongin ini ada yang pingsan"
"Ha? Eh cepet bawa ke dalam biar gue obatin dia"
Agali yang mendapat intruksi langsung saja membawa sara masuk dan meletakkan sara di kasur.
Setelah ia meletakkan sara, anggota PMR tadi mengobati luka sara. Terdapat luka memar di kepalanya akibat terkena lemparan bola yang keras tadi.
Sedangkan agali menunggu di depan UKS dengan raut cemas dan bersalah.
"Gimana sara" suara seorang cewek yang khawatir membuat agal8 menoleh
"Dia belum sadar des" ya cewek itu adalah desta.
Dan saat mereka menunggu, keluarlah seorang cewek yang tak lain adalah anggita PMR yang merawat sar.
"Bekas memar di kepala sara udah gue obatin. Dan mungkin sebentar lagi dia bakal sadar" ucapnya menjelaskan jeadaan sara.
Desta dan agali dapat bernafas lega.
"Ya udah gue balik ke kelas dulu ya" pamitnya yang di angguki desta
"Makasih ya"
"Sama-sama"
Setelah kepergian cewek itu, mereka berdua masuk ke dalam UKS, berniat ingin melihat keadaan sara. Namun sayang, bel masuk sudah berbunyi.
"Lo masuk kelas aja des, biar gue yang jagain sara. Lo nanti ijinin gue sama sara aja"
"Ya udah gue ke kelas dulu"
"Yoi"
***