Evelyna De Lorraine menarik ratusan pasang mata, gadis berambut perak itu tampak bak titisan Aphrodite yang baru saja menginjakkan kaki dibumi. Riasan yang dibuat senatural mungkin, rambut perak panjang yang dibiarkan terurai menutupi pinggang rampingnya, kemudian dahinya dihiasi sebuah liontin yang juga masih berbatu Tourmaline. Gaun yang dikenakannya merupakan pakaian berwarna senada dengan milik Lucas.
Gaun berwarna emas dengan potongan kerah yang rendah mengekspos leher putihnya yang dihiasi kalung pemberian sang ibunda. Lucas pun tak kalah menawan pria berdarah Asmodia itu mengenakan setelan senada dengan rambut yang ditata separuh ke belakang sehingga memperlihatkan sisi kanan jidatnya menyebabkan setiap kaum hawa menjerit didalam hati karena ketampanan sang Duke iblis itu. Begitu pula para adam yang tak dapat menutup mulutnya akibat pesona dari si bungsu Lorraine
Keduanya berjalan beriringan dengan tangan Eve yang melingkar pada lengan kekar Lucas, mereka berhenti saat tiba didepan ruangan berundak dengan dua kursi megah disana. Eve melirik Lucas yang telah tersenyum, gadis itu menghirup banyak oksigen dan melepas pegangannya pada Lucas dan berjalan beberapa langkah didepan.
Malam itu Eve tak menampakkan raut ketakutan atau malu seperti biasanya, gadis itu tampak tenang bahkan ia mengangkat tinggi wajah ayunya sehingga tampak angkuh. manik hijau emerald nya menelisik tiap sudut hall yang luas itu.
Lucas tersenyum miring karena lagi-lagi Eve baru saja membuatnya terkesan, ia memang mengkhawatirkan gadisnya yang bisa jadi merasa gugup dan mengira hanya akan menundukkan kepalanya namun ternyata tunangannya itu tak pernah menundukkan kepalanya sejak menginjakkan kakinya ke ruangan hall, bahkan ia hanya memberikan raut kelewat tenang. Lucas tak menyangka gadis sepolos Eve memiliki sorot mata yang cukup mengintimidasi meskipun ini merupakan debut pertama gadis itu namun dirinya dapat menangani bahkan seolah memasang topeng yang lain.
" Selamat malam para hadirin, pertama saya ucapkan terima kasih pada seluruh tamu undangan yang berkenan hadir pada pesta malam ini, saya merasa tersanjung sekaligus senang karena anda menyambut kehadiran saya di Lorraine. Saya rasa tidak perlu panjang lebar atau perkenalan karena saya yakin anda telah mengetahui siapa saya. Selamat menikmati pesta malam ini , cheers." Eve mengangkat gelas berisik wine merah ditangannya selepas memberikan sebuah sambutan kecilnya. Gadis itu menyunggingkan senyum manis yang dengan jelas menyebabkan kian banyak mata kaum adam terpikat pada paras sang lady.
Hall kembali ramai namun segera kembali senyap setelah sang Duke Castiello bertukar tempat dengan Eve. Tak ada yang berani mengeluarkan satu kata pun. Pesona serta tatapan tajam yang mengintimadasi saat manik ruby menyala itu menatap penjuru ruangan.
" Malam ini merupakan malam yang cukup indah, bukan karena langit Wiltshire yang cerah tak berawan namun karena momen kali ini akhirnya tiba."
" Seperti yang kalian ketahui dan sesuai dengan rumor yang tersebar, saya akan langsung saja." Lucas tersenyum tipis sembari melirik Eve yang sedikit gugup pasalnya sang Duke menarik pinggangnya dan membuat mereka berdiri sejajar.
" Dengan ini saya Lucas De Castiello mengumumkan bahwa Evelyna De Lorraine adalah tunangan sekaligus calon istri saya."
Tepukan tangan diberikan setelah pengumuman yang dinantikan, pertunangan sang Duke akhirnya diumumkan langsung dari sang Tuan besar Castiello. selepas pengumuman tersebut butler Castiello maju dan memberikan sebuah kotak hitam beludru yang kemudian diterima oleh Duke.
Hall kian riuh saat sang Duke berlutut sembari menunjukan sebuah cincin berbatukan permata berwarna biru bak birunya langit. Hope of diamond adalah cincin yang dipilih sebagai cincin pertunangan keduanya, permata terkutuk yang dianggap sebagai pembawa malapetaka justru dipilih menjadi cincin pertunangan.
Eve tersenyum kian lebar saat sang tuan besar Duke telah berdiri dan menggenggam tangannya.
" Selamat nyonya Castiello."
Bisikan Lucas ditelinga Eve membuat gadis itu memerah sehingga kesulitan menormalkan raut wajahnya, sementara sang pria hanya memasang senyum miring menghadap para tamu undangannya.
Acara dilanjutkan dengan pria dan wanita yang berbagi langkah, mereka berdansa mengikuti alunan musik. Bintang malami ni pun tentu turun dilantai dansa. Lucas masih memasang senyum angkuh nya sementara Evelyn sibuk menormalkan detak jantungnya. Benak gadis itu sibuk merekam ulang kembali hasil latihan singkatnya selama ini.
" Santai saja Eve, nikmati dan rasakan setiap langkah juga alunan musiknya. Tidak aka nada yang memukul atau memaki mu sekalipun kau salah." Ucapan Lucas membuat Eve segera menatap manik ruby sang tunangan. Gadis bersurai perak itu kesekian kalinya merona saat sang Duke mengecup punggung tangannya begitu lembut bahkan dirinya dapat merasakan sengatan listrik kecil menyengat tiba-tiba.
Kemudian music dimulai selepas konduktor mengayunkan tongkat sebagai isyarat, dansa dimulai. Langkah demi langkah beberapa pasangan mulai bergabung, mereka berputar sembari saling menggenggam tangan, beberapa diantara mereka tersenyum ataupun merona. Salah satunya pasangan yang menjadi bintang malam ini, sang lady tampak beberapa kali berusaha menahan rona dipipi putihnya kala sang Duke tersenyum atau manik mereka yang bertabrakan.
" Sudah kukatakan, kau itu jenius. Belajar berdansa sama halnya dengan meniup selembar tisu." Lucas berbisik saat jarak mereka menipis karena gerakan dansa yang membuat mereka kian mendekat.
" Tidak juga, aku perlu berlatih keras padahal sampai.."
" Jangan menekuk bibirmu, kau sedang menggoda ku atau bagaimana?" Lucas kembali berbisik yang membuat Eve memerah bak kepiting rebus, sementara sang pria menikmati menggoda tunangannya itu sembari tertawa nya.
Pemandangan kedua sosok bintang malam itu kian menarik mata tiap tamu undangan, pasalnya mereka baru saja melihat sang Duke Castiello tertawa dan memberikan tatapan lembut serta kasih sayang pada seseorang. Sebuah hal yang langka selama berpuluh tahun ini. Duke yang dikenal sebagai iblis kejam tak berperasaan, sang dewa kematian Britania Raya itu dapat tertawa seperti mereka.
" Sepertinya anda tampak bersenang-senang my lord."
Seorang pria berkepala enam mungkin karena rambutnya yang telah memutih keseluruhan tetiba saja menyapa sang Duke beserta sang tunangannya. Pria bermanik keemasan tersenyum ramah sembari membungkuk memberikan salam hormatnya, Eveylna menyunggingkan senyum tipis kala pria paruh baya itu berganti membungkuk padanya.
" Tentu saja, hari ini adalah hari ku. Sudah sepantasnya aku menikmati nya, terlebih lagi.." Lucas menarik pinggang Eveylna pelan mendekat memamerkan kemesraan keduanya, Eveylnya yang terkejut hanya menggigit pipi bagian dalamnya karena harus menetralkan ekspresinya.
" Baiklah, saya sangat mengetahuinya dan pernah merasakannya jadi tolong berhenti mengumbar dihadapan pria tua ini." Sahut sang pria paruh baya sembari tertawa terbahak dan menutup mata seolah tak ingin melihat.
" Kenapa Reggie? Apakah kau masih merasa kesepian meskipun sudah ditemani banyak cucu dan istri yang cantik."
Pria yang dipanggil Reggie barusan itu kembali terbahak hingga membuat kumis putih tebalnya ikut bergoyang karena tubuhnya yang ikut bergoyang seiring dengan tawa.
" Jangan-jangan kau ingin menggantikan Fransisca?"
" Reggie ingatlah kau itu sudah tua bangka, sangat tidak bersyukur jika seorang Earl sepertimu masih menginginkan hal lain."
Evelyna sedari tadi hanya memperhatikan percakapan kedua pria dihadapannya, meskipun Lucas menanggapi obrolan mereka dengan raut datar bahkan beberapa kali mengucapkan kata-kata yang pedas juga kasar. Namun Earl Reggie menanggapi dengan santai dan tawa layaknya seorang teman lama.
" Lucas, apa kalian berteman dekat dengan Earl?" Bisik Eveylna pada telinga Lucas yang ternyata masih dapat terdengar Reggie dan membuat kedua pria itu tertawa.
" Benar sekali my lady. Maaf atas kelancangan saya yang sangat telat memperkenalkan diri saya Earl Regulus Bellen."
" Dahulu sekali kami pernah berteman pada saat Duke masih berada di akademi."
Eveylna semula hanya menggangguk tetapi tiba-tiba saja terkejut dan menatap pria disampingnya, setelah mendengar ucapan Earl. Jika mereka berada di akademi yang sama kemudian pertanyaan itu kembali muncul, berapa usia calon suaminya ini.
" Jangan berpikiran macam-macam, aku itu iblis sayang itu hal wajar." Lucas tersenyum setelah menyentil jidat gadis disampingnya dengan sedikit membungkuk mengingat perbedaan tinggi mereka berdua yang cukup terbilang jauh. Sementara yang disentil mendengus dan mengusap dahi nya kemudian berbalik setelah melepaskan rengkuhan tangan sang pria.
" Tunggu, kau mau kemana? Apa kau marah?" Pria itu terkekeh saat mencekal tangan gadisnya yang hendak pergi itu.
" Kamar mandi, anda mau ikut tuan Duke?" Eve tersenyum manis namun tampak kesal dan gemas karena pria dihadapannya yang kerap menggoda nya itu. Pria dihadapannya menoleh ke kanan kiri seperti mencari seseorang.
" Tenanglah, aku masih didalam mansion biarkan Maddie dan yang lain menikmati pestanya. Aku akan baik-baik saja." Tambah Eve saat menarik tangan Lucas yang hendak memanggil Eckart. Pria itu menatap manik zamrud dihadapannya yang berbinar, sejak kapan pria dingin itu jadi lemah hanya karena sepasang mata ini ?
Dan kini Evelyna telah berjalan meninggalkan kedua pria itu untuk menuju kamar mandi seperti yang ia katakan barusan, tentu saja dirinya tidak berbohong mengenai ia yang harus segera membuang hajatnya.
Gadis itu melewati lorong sedikit bersenandung kecil selepas menyelesaikan urusan dikamar mandi namun langkahnya justru terhenti saat melihat teras yang menarik hati karena bulan tengah bersinar terang malam itu. Sehingga Eve memutuskan mampir melihat langit Wiltshire kesukaannya, gadis bersurai perak itu menumpukan tangannya dan menghirup udara malam dalam-dalam. Senyum terukir diparas ayu nya kala benaknya tanpa tau diri menjelajah seenaknya, memutar kembali setiap kejadian malam ini.
" Wah wah, aku tidak akan menyangka akan bertemu bintang malam ini, semudah ini."
Sebuah suara husky menginterupsi pendengaran sang lady sehingga gadis itu segera membalikkan tubuhnya. Disana, tepat didepan pintu terdapat seorang pria berambut pirang dengan manik abu-abu menatapnya tersenyum sembari melipat kedua tangannya, pria itu bersandar.
" Selamat malam, lady Lorraine kecil."