Chapter 32 - Bab 33. Papa

Dengan kejamnya mentari dalam sinaran

Dinginnya malam terkadang menusuk kalbu

Deranya, Apakah dirasakan tubuh dan jiwa .. ?

Teriknya mentari telah membakar

Tampa keluh tubuh tetap gigih

Tak terpikirkan raga memaki egonya jiwa

Tatkala diri tersungkur di kaki sang waktu

Durja terkadang hadir, … Mencoba mematahkan semangat

Dan perih hadir meremukan tubuh dalam kesakitan

Duka itu hanya untuk diri yang hanya bisa meratap di kesendirian

Demi kehidupan diri yang lain dalam menanti kepulangan – nya

Kebahagiaan bolehlah hampa dalam

kesendirian – nya

Kerinduan bolehlah dihempaskan dalam

perjuangan – nya

Kejamnya kehidupan memaksakan kehendak

Ketulusanlah menggenggam diri dalam kasih yang seutuhnya

IR. Said