Kekasihku...
Dulu kau menanam benih cinta di taman hati
Berjanji tuk merawatnya
Kau tabur janji-janji manis menyuburkan keyakinan
Mekarlah cinta menghiasi taman hati
Kita pun bahagia.
Kekasihku...
Kini kau memilih pergi dan berpaling dariku
Meninggalkan janji dan impian-impian yang pernah kita mimpikan bersama kala temu.
Kekasihku...
Pagi yang cerah pun mendung seketika
Datangnya sore yang fana
Merah jambu terselimuti awan hitam
Semesta tak berpihak padaku
Semuanya telah kau hancurkan dengan sekejap!
Kekasihku...
Kau lebih suka berbaring di atas kemewahan
Daripada berbaring di pelukan cinta nan suci
Kau lebih suka diselimuti rupiah
Ketimbang berselimut di pelukan kasih sayang
Kekasihku...
Kau rela mengorbankan perasaan ku demi terkalung tahta
Kau rela menggusur dan merusak taman hati demi membangun istana mu sendiri.
Kekasihku...
Ego mu menikam tepat sasaran, jantung hatiku.
Denyut nadi ku seakan berhenti
Sel-sel darah ku membeku.
Kekasihku... kenapa kau lakukan ini semua padaku?
"Tuhan kenapa kau ciptakan hati
Jika cinta masih memandang bentuk"
Kekasihku Bulshit, sabdanya begini, tafsirnya begitu
Maknanya tak ada, serupa pejabat.
Manokwari, 26 September 2020