Pratinjau : Kalau Dana nakal bilang langsung ke ibu aja, biar ibu jewer telinganya.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Mereka berjalan beriringan memasuki halaman rumah yang nampak asri. Jani merasa jantungnya semakin berdetak kencang. Ini adalah momen yang dulu selalu ditunggunya. Jani menoleh ke sampingnya dan menatap Dana yang kini sudah mengulas senyum lebarnya untuk Jani. Jani meneguk ludahnya cepat.
"Nggak perlu gugug, ibu aku orangnya baik kok, nggak gigit juga," kata Dana dengan senyuman jahilnya.
"Mas!" Jani berdesis.
Dia mencubit pinggang Dana karena kesal. Dia benar-benar gugup karena akan bertemu dengan ibu Dana sekarang. Bahkan Jani pikir orang lain selain dirinya juga pasti akan gugup jika akan bertemu dengan ibu dari kekasihnya. Bukankah begitu? Jani merasa bahwa ini adalah sebuah tanda baginya, dimana Dana memang berniat serius dengannya.
Tok…tok…tok…