Semua ini terasa seperti mimpi bagiku mimpi yang sangat buruk, aku tak habis pikir kenapa ibuku sendiri tega melakukan hal seperti ini padaku setidak penting itukah diriku baginya, ku alihkan pandanganku menatap langit malam yang gelap gulita tanpa kelap – kelip bintang hanya ada bulan yang menemaniku di malam yang sepi ini. "Apa kau juga kesepian sama sepertiku?"
Setelah puas menatap gelapnya langit aku memutuskan untuk masuk kedalam kamar, setelah masuk aku sangat terkejut melihat sesosok pria dengan tubuh tinggi dan kulit yang pucat menatapku dengan tatapan tajam mengisyaratkan ketidak sukaannya terhadap kedatanganku.
"S-siapa lo?!"tanyaku.
Bukannya menjawab pria itu malah berjalan mendekatiku sontak aku berjalan mundur untuk menghindarinya, namun baru beberapa langkah aku berjalan langkahku terhenti karena terhalang oleh tempat tidur. Tubuhku sontak bergetar hebat karena takut, tanpa ku sadari pria itu sekarang sudah berada tepat di depanku, pria itu lalu mendorongku ke atas kasur dengan sangat keras dan sekarang dia sudah tepat berada di atasku ia lalu mencengkeram leherku dengan sangat keras sehingga aku kesulitan bernafas.
"Le … lepasin … m … mau … ap … ap … apa … lo?!"
Pria itu menyeringai. "Tentu saja akan membunuh lo, karena lo udah berani mengganggu gue."
Seketika bulu kudukku berdiri perasaan takut mulai menyelimuti pikiranku,semakin lama cengkraman dileherku semakin kuat dan aku semakin sulit bernafas. Dengan sekuat tenaga aku berusaha melepaskan jeratan tanggannya di leherku namun apa daya hantu itu sangat kuat,seberapa keras pun aku mencoba tetap saja hantu itu tidak melepaskan cengkramannya.
Hantu itu lalu menyeringai. "Percuma! lo gak bakal bisa lepas dari gue!"
"Ya ud … udah bu … bunuh aj … aja gue la … lagian ud … udah gak ad … ada yang per … perduli la … lagi sa … sama gue."racauku.
Setelah kupikir untuk apa juga aku hidup bahkan ibuku sendiri udah gak perduli lagi denganku, memikirkan fakta itu membuat hatiku semakin sakit tanpa aku sadari air mata mulai mengalir membasahi pipiku. Aku semakin kehilangan kesadaran namun sebelum seluruh kesadaranku hilang hantu itu lalu melepaskan cengkramannya yang membuatku sontak terbatuk.
"Gue lepasin lo malam ini tapi kalok sampek besok lo gak pergi gue gak bakal segan – segan bunuh lo!"ancamnya lalu menghilang.
Aku masih terbatuk diatas tempat tidur dan air mata yang sendari tadi aku tahan mulai mengalir deras membasahi pipiku.
_______
Matahari pun menampakan dirinya menyambut hari baru yang entah akan lebih baik atau lebih buruk dari hari kemarin yang pasti kita hanya harus terus menjalani hidup ini, perlahan ku buka mataku dan kuedarkan pandanganku keseluruh ruangan, sepi tak ada siapa pun. Setelah menangis sejadi – jadinya kemarin tanpa sadar aku pun tertidur dan sekarang kepalaku sakit, setelah seluruh kesadaranku kembali aku memutuskan pergi ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah.
Setibanya di kamar mandi aku terkejut melihat pantulan diriku di cermin, rambutku berantakan,kedua mataku sembab ditambah terdapat memar di leherku tentu saja itu bekas yang dibuat hantu itu. "Bagaimana aku harus menutupi memar ini?"Setelah berpikir cukup lama akhirnya aku memutuskan menggunakan syal untuk menutupi bekas memar itu.
Diperjalanan aku terus memikirkan bagaimana cara menjelaskan kondisiku ke Anisa, ia pasti akan marah besar kalau mengetahui semua ini.
"Huftt … kepalaku sakit."
"Woy, Lea,"panggil seseorang sontak aku menolehkan kepalaku ternyata orang itu adalah Kevin.
"Se-sejak kapan lo disini?!"tanyaku yang masih kaget.
"Udah dari tadi lo aja yang gak sadar, tapi kenapa lo ada di daerah rumah gue?"
Mampus ternyata ini daerah rumahnya Kevin kalok sampai seluruh siswa melihatku berjalan bersama Kevin tamat sudah riwayatku, pasalnya Kevin itu sangatlah populer di sekolahku banyak siswa menyukainya karena sikapnya yang baik ditambah wajah tampannya yang membuat orang tidak bosan untuk melihatnya terus.
"Woy, ditanyak kok malah bengong,"ucap Kevin yang membuatku kaget.
"I-itu gue baru pindah kedaerah ini kemarin,"ucapku gugup.
"Oh … kalok gitu kita bisa sering berangkat bareng dong,"ucap Kevin dengan santai aku hanya tersenyum canggung menanggapi perkataannya, baru pertama kali ini aku berbicara santai dengannya walaupun kita ini satu kelas tapi aku memilih untuk tidak terlalu dekat dengan Kevin karena tidak ingin membuat masalah dengan para fansnya.
_____
Sesampainya di sekolah seperti apa yang dipikirkan Lea satu sekolah heboh melihat dirinya berjalan bersama dengan Kevin, banyak pasang mata yang menatap iri dan sinis tak sedikit juga siswa yang berbisik membicarakan Lea.
"Tau banget ni gue pasti bakal kayak gini, bentar lagi pasti gue bakal diserbu fansnya Kevin ini, duh … nasib,"omel Lea dalam hati.
Tanpa disadari Lea dari kejauhan ada sepasang mata yang memandanginya tak suka sorot matanya penuh dengan kebencian seakan ingin menerkam Lea.
Sesampainya di kelas Lea langsung duduk di sebelah Anisa dan bersender dipundak Anisa. "Nis gini banget sih nasib gue."
Anisa yang bingung akan sikapnya Lea lalu menatap Lea dengan malas. "Kenapa lagi sih lo?"
"Belum juga kelar satu masalah udah muncul masalah baru, pusing tau gue,"keluh Lea.
"Ya makanya lo jangan buat masalah, gue jadi penasaran kenapa lo bisa jalan bareng sama si Kevin?"tanya Anisa penasaran.
Lea lalu menjelaskan tentang kondisinya sekarang dari mulai ia diusir oleh ibunya sampai bisa jalan bareng dengan Kevin, tapi ia memilih untuk tidak menceritakan masalahnya yang bertemu dengan hantu penunggu kosnya yang galak karena ia tidak ingin membuat Anisa khawatir. Seperti apa yang dipikirkan Lea setelah Anisa mendengarkan cerita Lea ekspresi Lea yang tadinya ceria berubah menjadi dingin,sendari dulu Anisa memang sangat membenci ibu Lea. Rasanya sekarang Anisa sangat ingin menemui wanita yang tak punya hati itu lalu memberikan pelajaran kepadanya,Lea yang ada disebelahnya berusaha untuk menenagkannya.
"Trus itu lo kenapa pake syal panes – panes gini?"tanya Anisa yang sendari tadi risih melihat syal yang melilit di leher Lea.
"Em … i-itu …"
"Itu apa sih?! Kalok ngomong itu yang jelas"geram Anisa.
Tanpa berkata apa pun Lea lalu membuka sedikit syalnya dan terlihatlah memar yang menghiasi leher putih Lea.
"BUSET KENAPA ITU LEH-"
Dengan cepat Lea menutup mulut Anisa karena ia tidak ingin menjadi pusat perhatian.
"Bisa kontrol dikit gak suara lo itu!"geram Lea.
"iya sorry, jadi kenapa itu leher lo?!"
Mau tidak mau Lea menjelaskan semua kejadian yang terjadi kepadanya kemarin setelah mendengarkan seluruh cerita Lea, Anisa merasa sangat khawatir akan keselamatan Lea ia takut kalau hantu itu sampai nekat membunuh Lea, Anisa lalu menawarkan Lea untuk tinggal dirumahnya tapi Lea menolaknya karena tidak ingin merepotkan Anisa dan keluarganya. Selang beberapa menit bel masuk kelas pun berbunyi dan Pak Anto pun memasuki kelas untuk memulai pembelajaran Sejarah.
________
Setelah pembelajaran selesai Lea dimintai tolong oleh Pak Anto untuk membantunya mengembalikan beberapa buku referensi sejarah ke perpustakaan, ditengah perjalanan ada seseorang yang sengaja menjegal kaki Lea sehingga Lea jatuh tersungkur dan seluruh buku yang ia bawa terjatuh. Terdengar suara tawa para siswa yang melihat kejadian tersebut, Lea lalu bergegas merapikan semua bukunya.
"Duh … kasian makanya kalok jalan hati – hati dong,"ucap seorang gadis dengan nada mengejek.
"Iya duh kasiannya,"ejek yang lainnya.
"Perlu aku bantu gak? eh,tapi gak jadi deh nantik tangan aku kotor,"ucap yang lainya sembari tertawa.
Lea kemudian berdiri sambil membawa semua buku yang sudah ia rapikan tadi dan menatap ketiga gadis tadi dengan tajam, ketiga gadis itu adalah Sherly, Caca, dan Cindy ketiganya itu adalah teman sekelas Lea namun mereka sangat suka membully Lea. Karena tidak ingin meladeni mereka Lea kemudian berjalan melewati mereka, namun langkahnya terhenti karena tiba – tiba sherly menarik keras lengan Lea sampai buku yang di bawanya terjatuh kembali.
"Akhh …"rintih Lea karena salah satu buku yang lumayan tebal jatuh ke kakinya,Lea lalu berjongkok untuk memunguti bukunya.
"Gue belum selesai sama lo,"Sherly lalu berjongkok, "mending lo jauhin Kevin atau lo terima sendiri akibatnya."
Setelah mendengar perkataan Sherly tubuh Lea seketika kaku pikirannya melayang memikirkan bagaimana nasibnya nanti jika ia terus dekat dengan Kevin, memikirkannya saja sudah membuat kepalanya sakit.
"Ayuk guys kita cabut sekarang,"ucap Sherly lalu pergi meninggalkan Lea yang masih mematung.
Lea kemudian bergegas merapikan bukunya dan pergi ke perpustakaan, setelah mengembalikan semua bukunya ia pun bergegas kembali ke kelas.
_______
Bel pulang sekolah pun berbunyi seluruh siswa bersorak gembira karena mereka akhirnya terbebas dari pembelajaran yang memusingkan kepala,satu per satu siswa mulai meninggalkan kelas dan hanya tersisa Lea dan Anisa, sendari tadi Anisa terus memohon untuk bisa pergi berkunjung ke tempat barunya Lea namun ditolak oleh Lea karena ia tidak ingin melibatkan Anisa ke dalam masalahnya. Setelah berdebat cukup lama akhirnya Anisa mengalah dan tidak jadi pergi ke tempat Lea, sebelum benar – benar berpisah Lea meminta tolong kepada Anisa untuk membantunya mencari tempat kerja part time karena mulai sekarang Lea tidak ingin lagi mengandalkan uang yang diberikan ibunya.
Sesampainya Lea di kamar kosnya ia lalu meletakkan sepatunya didalam rak sepatu dan berjalan menuju tempat tidurnya, namun Lea merasakan hal yang janggal beberapa pakaianya berserakan di lantai padahal ia ingat jelas belum membongkar isi kopernya, dengan perlahan ia berjalan mendekati kopernya yang sudah dalam keadaan terbuka.
Prang....
Suara benda jatuh terdengar dari arah dapur sontak Lea menolehkan kepalanya ingin mencari asal bunyi tersebut namun entah bagaimana kini sebuah pisau tepat berada di depan wajah Lea.
______