Sasa menarik napas dalam dan membuang perlahan. Manik matanya menatap ke arah bangunan di depannya lekat. Ada perasaan ragu untuk memasuki bangunan tersebut. Bukan karena tidak percaya diri dengan penampilannya, tetapi dia cukup tidak terbiasa dengan tempat semacam itu. Dia selalu merasa asing jika berada di tempat pesta seperti saat ini. Terlebih, tidak ada yang dikenalnya di tempat tersebut, membuatnya hanya diam dan berdiri di sebelah mobil.
Andreas yang melihat Sasa tidak bergerak sama sekali langsung mendesah kasar. Kakinya mulai terayun, melangkah ke arah wanita tersebut berada. Manik matanya masih mengamati Sasa yang terlihat begitu meragu. Hingga dia berada di depan Sasa dan menatap lekat.
"Ada masalah, Sa?" tanya Andreas.
Sasa yang mendengar segera menatap ke arah Andreas dan menggelengkan kepala. "Tidak sama sekali, Andreas," jawab Sasa.
"Kalau begitu, kenapa kamu hanya di sini? Kenapa gak masuk?" tanya Andreas.