"Tunggu aku di kantor, Intan. Aku akan segera ke sana," ucap Andreas dengan raut wajah cemas dan mematikan panggilan. Dia segera memasukan ponsel dan melangkah keluar dari lift.
Andreas terus melangkah, menuju ke arah apartemennya berada. Bahkan, dia terlihat begitu tergesa dan cemas. Hingga dia yang tidak sabar memutuskan berlari kecil. Langkahnya mulai terhenti ketika berada di depan pintu kamar apartemen, memasukan pin dan segera melangkah masuk.
Andreas masih terus melangkah, menuju ke arah kamarnya berada. Bibirnya langsung tersenyum lebar ketika melihat dokumen penting yang lupa dia bawa. Pagi tadi, dia buru-buru keluar dari apartemen, meninggalkan berkas yang harus dia serahkan dengan perusahaan yang menjalin kerjasama dengannya. Hingga dia kembali melangkah dan keluar.