Astaga, kenapa mereka lama sekali, batin Sasa sembari menggerakkan kaki, merasa tidak nyaman sama sekali. Sesekali, manik matanya menatap ke arah sekeliling, memastikan jika tidak ada yang melihatnya, terutama keluarga. Dia tahu kalau sampai ada anggota keluarga yang melihat, dia akan langsung ditarik untuk pergi.
Sasa kembali mengetuk pintu, tidak sabar menunggu pintu di depannya terbuka. Rasanya cukup lama juga dia berdiri di depan pintu tersebut. Hingga dia yang merasa bosan membuang napas kasar dan memutar tubuh untuk pergi.
Mungkin mereka masih sibuk, batin Sasa sembari melangkahkan kaki. Namun, baru saja kakinya terangkat, terdengar suara pintu kamar terbuka, membuat Sasa menghentikan langkah dan menatap ke arah pintu di depannya. Bibirnya langsung tersenyum lebar ketika melihat Daniel sudah berdiri di depannya dengan raut wajah masam.