Di sisi lain saat ini kedua orang yang ditinggalkan di ruangan yang sama pun masih saling diam satu sama lain dengan tangan yang melipat di dada.
"Papa sudah bilang berapa kali sama kamu untuk lupakan dia, James!"
"Sampai kapanpun, aku nggak akan pernah bisa lupain dia karena cuma dia yang selama ini mengerti aku."
Ronald yang mendengarnya pun langsung memalingkan wajahnya ke arah lain lalu berdecih sinis sebelum akhirnya kembali memandang seseorang yang berada di hadapannya tersebut.
"Untuk apa?" tanya pria itu dengan satu alis yang terangkat, lalu memandang tajam kepada seseorang yang berada di hadapannya saat ini. "DIA SUDAH MATI!"
James yang mendengarnya pun langsung menatap tajam seseorang yang berada di hadapannya saat ini dengan kedua tangan yang mengepal kuat.
"Orang yang Papa bilang mati itu adalah pacar aku!" ujarnya dengan keras. "Dan PEMBUNUHNYA ada di depan mata aku!"
Plak!
