Sebuah senyum pun terbit begitu saja setelah melihat gambar yang dikirimkan oleh Didan kepadanya sebagai bukti bahwa laki-laki itu memang benar sudah mengirimi sebuah pesan kepada Papanya.
"Oke, sekarang tinggal samperin orangnya."
Vero sebenarnya sedari tadi masih berada di lingkungan Rumah sakit. Hanya saja laki-laki itu ingin sekali melakukan sesuatu agar Didan mau mengikuti keinginannya tersebut sejak lama dan ternyata membuahkan hasil.
Di sisi lain saat ini Didan sedang melangkahkan kakinya ke sana kemari untuk menunggu kedatangan dari saudaranya tersebut yang begitu lama tidak kunjung datang.
Laki-laki itu berdecak, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi kembali saudaranya tersebut yang saat ini belum juga terlihat batang hidungnya.
"Ada apa?" ujar seseorang di seberang sana.
"Lo dimana?!" tanya Didan dengan kening yang berkerut. "Buruan datang ke sini, bego!"