Yashelino hanya menggelengkan kepala setelah mendengarkan perbincangan antara Didan dan Alfiz membuat laki-laki itu menghela nafas seketika. Ia benar-benar tidak mengerti dengan kedua sahabatnya tersebut yang selalu saja bertengkar, entah apa yang menjadi penyebabnya, dirinya pun tak tahu.
Meskipun begitu ia cukup terhibur oleh mereka berdua dan dirinya tidak akan melupakan siapa saja yang sudah mau menerima apa adanya. Hingga sebuah ketukan pintu membuat Yashelino dengan sangat terpaksa harus menyudahinya.
"Fiz, udah dulu, ya."
"Oh, iya, Yas. Lo jaga diri baik-baik di sana, ya, cepetan balik lo, jangan kelamaan bucin."
"Sialan," ujar Yashelino sembari terkekeh. "Bantu doa aja supaya gue pulang bawa kejutan buat kalian."
Setelah itu panggilan pun terputus karena Yashelino yang langsung mematikan sambungan teleponnya tersebut. Laki-laki itu menyimpan ponselnya di atas meja terlebih dahulu sebelum akhirnya berjalan mendekati pintu untuk memastikan siapa yang baru saja mengetuk.