"Gue rasa Yas nekad mau ketemu sama Shil," ujar Didan kini berada di samping James. "Gue yakin banget."
James yang sedari tadi sibuk menghubungi saudaranya yang tidak kunjung diangkat pun langsung menoleh ke arah sahabatnya. "Lo serius? Jangan bercanda."
Didan yang mendengarnya pun langsung menghela nafas, kemudian mendudukkan dirinya di kursi tunggu. "Terus, lo ngapain masih ada di sini? Kan si Yas udah kabur, ngapain lo nunggu di sini?"
"Bisa aja, 'kan dia masih ada di sekitar sini," ujar laki-laki itu yang kini kembali mencoba untuk menghubunginya. "Gue nggak bakalan nyerah."
Mendengar hal tersebut membuat dirinya menjadi merasa bersalah karena ia yang saat ini sedang kebingungan haruskan Didan memberitahukan kebenarannya atau tidak sama sekali.
"Tunggu Alfiz aja. Gimana?" tanyanya kepada laki-laki itu. "Gue udah telepon dia dan kasih tahu soal hilangnya Yas dari Rumah sakit."