Keesokan harinya Shil dikejutkan dengan suara teriakan dari sahabatnya itu membuat gadis tersebut yang masih bergelung dengan selimut pun langsung terbangun dari tidurnya. Ia berdecak sebelum akhirnya suara seseorang yang begitu tidak asing ditelinga membuat dirinya spontan bangun dari baringannya.
"Nggak mungkin, 'kan?" gumamnya dengan kening yang berkerut. "Ah, bener juga, nggak mungkin itu dia."
Tetapi, di sisi lain saat ini Lenna sedang berhadapan dengan seorang laki-laki yang tidak lain dan tak bukan adalah seseorang yang merupakan cinta pertama dari sahabatnya itu membuatnya menghela nafas seketika.
Lenna berdeham, kemudian memandang Vero dari atas sampai bawah dengan tatapan mengintimidasi. Sedangkan laki-laki itu yang melihatnya pun hanya diam dengan kedua alis yang terangkat.
"Ve---landro?" tebaknya sembari menjentrikkan jari tangannya itu. Sedangkan laki-laki itu yang mendengarnya pun mengangguk, "Iya, Shil-nya ada?"