Tanpa mereka sadari bahwa pintu ruangan tersebut sedikit terbuka sehingga membuat Didan yang sedari tadi belum berniat untuk memasuki ruanga pun langsung dibuat terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya itu.
Ia langsung menutup pintunya kembali secara perlahan sebelum kehadiran dirinya diketahui oleh seseorang yang berada di hadapannya saat ini dengan kedua tangan yang melipat di dada.
Kini Didan masih diam terpaku dengan apa saja yang baru saja didengarnya itu, terlalu banyak permasalahan yang terjadi sehingga membuat laki-laki tersebut sampai tidak tahu lagi harus bagaimana sekarang.
"J-jadi ... Om Ronald ... Shil ..." Ia menutup mulutnya, tetapi tidak lama kemudian dirinya menatap sekeliling sehingga membuat laki-laki tersebut menghela nafas seketika. "Gue harus kasih tahu, Yashelino, harus!"