Keesokan harinya James baru saja bangun dari tidurnya. Laki-laki itu secara perlaha mulai membuka kedua matanya sehingga kini ia baru menyadari keberadaan dirinya yang ternyata di kamarnya sendiri.
Mengetahui hal tersebut membuat ia langsung menatap sekeliling, kemudian dirinya mencoba untuk bangun meskipun rasa pening di kepalanya masih jelas terasa.
"Aarrrgggghhhhh!!!" erangnya dengan satu tangan yang saat ini memegang pelipisnya. Tidak lama kemudian munculah seseorang yan baru saja membuka pintu kamar membuat laki-laki terkejut ketika menyadari kehadiran saudaranya di sini.
Tepat di ambang pintu sana, James melihat Yashelino yang saat ini sedang berdiam diri dengan nafas yang terengah-engah seperti berlari hingga akhirnya laki-laki tersebut berada tepat di hadapannya dengan wajah yang begitu terlihat sedang khawatir.
"James, lo nggak apa-apa?" tanya Yashelino dengan kening yang berkerut. "Gue kaget waktu denger lo kaya kesakitan gitu."