Suasana pun kembali hening dengan Alfiz yang terus saja menatap pintu ruangan, sedangkan Didan memaikan ponselnya dengan bosan. Berbeda dengan James yang justru kini malah memikirkan saudaranya itu.
"Menurut lo nanti Flora bakal ngadu, nggak?" tanya Alfiz. "Kok, gue kepikiran terus, ya."
James yang sedari tadi sedang melamun memikirkan Yashelino pun langsung mendongak melihat ke arah di mana sahabatnya itu berada.
"Gue nggak tahu," jawabnya, lalu menghela nafas. "Tapi, nggak tahu kenapa yang gue lakuin barusan itu udah benar."
"Iya, emang benar. Sampai gue nggak tahu lagi harus bilang apa sama lo, selain terima kasih udah mau belain Yas."
Alfiz yang masih memandangi pintu ruangan pun tidak menyadari bahwa apa yang baru saja dikatakannya tersebut membuat James memusatkan perhatian penuh kepadanya. Karena itulah, laki-laki itu menjadi memikirkan ucapannya.
"Kenapa lo bisa bilang gitu?" tanya James yang ternyata tidak bisa menahan diri dari rasa penasarannya.