Keesokan harinya Andini, Anton dan ibu berangkat untuk berkunjung ke rumah Arga, sedang Ningrum dan ibu Halimah kembali lagi ke panti asuhan, sedang anak-anak Andini di titipkan kepada paman Handoko dan istrinya. Hari menjelang Maghrib saat mereka sampai di rumah Arga, dan keadaan rumah tampak sepi lampu teras tidak nyala mobil Arga juga nggak ada di garasi.
kesempatan ini langsung di pergunakan Andini untuk menabur garam di sekeliling rumah Arga sebelum menabur garam nggak lupa Andini mengambil air wudhu dengan air kran yang biasa di gunakan untuk menyiram tanaman bunga dan mencuci mobil. Alhamdulillah misi pertama berhasil semoga keberuntungan ada di pihak mereka setelah selesai menabur garam yang di temani ibu dan suaminya, mereka beristirahat duduk di kursi teras rumah sambil menunggu Arga kembali, tidak menunggu lama mobil Arga masuk, Arga nampak kaget melihat adik dan ibunya sudah berada di teras rumah sedang mobil Anton sengaja di parkir di depan pintu pagar.
"Loh ibu ... kapan datang?" Arga menyalami ibu dan Andini juga Anton. Sedang Farah nampak nggak suka dengan kehadiran mereka bertiga.
"Katanya ibu dah nggak mau ngakuin mas Arga sebagai anak, kok ibu masih mau menginjakan kaki di rumah kami, Farah jadi curiga deh ada misi apa kalian semua kesini?." Farah berkata sinis sambil berlalu masuk ke rumah tanpa bersalaman ke ibu dan Andini.
"Lihat mas! buka matamu lebar-lebar baru saja dia jadi istri siri sikapnya sudah begitu, bagaimana nanti kalau jadi istri sah! bukan kami saja yang di kayak gitukan Andini yakin mas juga akan di sepak pergi dari rumah ini" Andini berkata sewot.
"Sudah-sudah ayo masuk jangan bertengkar ini sudah Maghrib sebaiknya kita masuk dan sholat Maghrib dulu." Suara ibu menengahi, demi sebuah misi Andini terpaksa menuruti perintah ibunya padahal dia malas banget mau masuk dan nengok wajah Farah.
Setelah mereka masuk Andini dan ibu langsung masuk ke kamar tamu untuk menaruh tas sedang Anton di suruh Andini untuk langsung ke kamar mandi menuang air ruqyah untuk di masukan ke bak mandi beruntung kamar mandi mereka tidak berada di kamar utama jadi misi kedua bisa berjalan dengan lancar. Setelah melancarkan misinya Anton menyusul ibu dan Andini ke kamar tamu untuk melakukan sholat Maghrib, saat Anton shalat ibu dan Andini keluar kamar berniat untuk mengambil air wudhu.
"Ibu ... ibu ambil air wudhu dulu ya? Andini haus nich!" Andini berkata sambil mengedipkan mata, padahal dia pura-pura haus hanya ingin mengecek dispenser, ibu mengangguk tanda mengerti. Dan Andini langsung ke dapur, sesampainya Andini di dapur dia melihat Farah sedang mengangkat galon kosong di atas dispenser, pucuk dicinta ulampun tiba, pas banget air dispenser habis.
"Mba ... maaf Andini mau minum!" Andini bersikap seramah mungkin kepada Farah. mendengar suara Andini Farah cuma menoleh sambil terus mengangkat galon yang kosong untuk di ganti dengan galon yang baru.
"Maaf mba ... apa airnya habis?" Andini pura-pura nggak tahu.
"Iya! kebetulan kamu disini tolong nih angkatin galon dan masukin airnya ke dispenser." Andini melotot sambil menelan ludahnya. Apa! aku harus mengangkat galon dan masukin airnya ke dispenser apa aku kuat?. Batin Andini.
"Kenapa bengong? ayo cepat angkat!" bentak Farah.
"Iya! gitu aja sewot! kamu pikir aku nggak bisa! awas minggir! biar aku isi airnya, dasar manja gini aja nggak bisa, apalah dosa mas Arga hingga di pertemukan dengan nenek sihir sepertimu!"
"Kamu bilang apa!" bentak Farah lagi.
"Aku bilang awas menyingkir!" Andini ikut membentak. merasa diremehkan sama Andini Farah menghentakkan kaki dan masuk keluar dari dapur.
"Yes berhasil" batin Andini dia langsung mengeluarkan botol air minum kemasan berisi air ruqyah yang dia simpan di kantong gamis nya. "Bismillah ...." Sambil membaca ayat-ayat ruqyah Andini memasukan air itu dan berdoa semoga Allah kabulkan semua hajatnya agar mas Arga bisa terlepas dari pengaruh buruk Farah. buru-buru Andini membuang botol air minum kemasan di tong sampah saat Andini mau mengangkat galon Anton datang untuk membantu
"Sudah mah!" tanya Anton.
"Aduuuh papa ini bikin mamah kaget deh, Alhamdulillah beres pah! tolong angkat galon ini pah Andini nggak kuat!"
"Siap tuan putri"
"Okey papa sayang ... kalau gitu mamah sholat dulu ya?"
"Okey ... jangan lupa do'akan papa ya?"
"Papa minta di doain apa?"
"Doa awet ganteng aja lah mah!"
"Siap papa ganteng!"
Andini lalu pergi meninggalkan suaminya sambil mengedipkan mata satu. Setelah itu Andini masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih badan dan wudhu, setelah wudhu Andini ke kamar tamu melaksanakan sholat Maghrib. Lalu Andini menghampiri ibunya.
"Alhamdulillah semua sudah beres Bu? coba kita lihat reaksi mas Arga nanti kalau benar mas Arga kena guna-guna Farah kata ustadz nanti mas Arga muntah-muntah oh iya Bu Andini lupa bukankah kita harus memberi mas Arga air yang di botol ini secara langsung agar cepat ber reaksi, bagaimana ya caranya?" Andini menunjukan satu botol yang masih tersisa.
"Aduuuuh ... iya juga ya, bagaimana cara ngasih air minum ini?" jawab ibu ikut bingung.
"Kalau misalnya kita campur ke air kopi mas Arga gemana Bu?"
"Bisa nggak ya? maksudnya ada pengaruh enggak?"
"Kayaknya enggak deh Bu? Atau begini saja Bu! kita ngajak mas Arga dan Farah makan malam di luar aja yuk? biasanya kan mas Arga kalau makan di luar minumnya air kemasan merek ini, nah nanti kita tukar bagai mana Bu?"
"Siiip ... idemu sangat bagus, ayo kita keluar dan ajak Arga sama Farah makan di luar"
"Okey ... Andini masukkin botol ini kedalam tas dulu"
Lalu ibu dan Andini keluar kamar menemui Farah Arga dan Anton yang sedang ngobrol di ruang tamu.
"Mba Farah apa mba sudah masak untuk makan malam?" tanya Andini lembut.
"Maksudmu?" jawab Farah sambil menelengkan kepalanya.
"Kalau mba belum masak bagaimana kalau kita makan malam di seafood kesukaan mas Arga?"
"Yang bayarin siapa!" tanya Farah ketus.
"Tenang mba? Andini yang traktir kok"
"Beneran kamu yang traktir!"
"Benar lah ... sejak kapan Andini pandai berbohong iya kan Bu?" Jawab Andini sambil bergelayut manja.
"Iya ...."
"Ayo mas kita ke seafood udah lama kita nggak makan seafood kan?" Ucap Farah memelas.
"Ayo kita berangkat jangan tunggu lama-lama aku udah lapar banget nich." jawab Anton menimpali.
Akhirnya mereka pergi ke seafood sama-sama saat ibu menawarkan mereka berangkat dengan mobil Anton Farah nggak mau, dia mau berangkat pakai mobil masing-masing.
Sekitar setengah jam kemudian merekapun sampai di seafood, saat pramusaji datang dan menyodorkan kertas berisi menu makanan mereka langsung memilih menu makan malam, Andini sengaja memilih air minum kemasan seperti merek di botol yang dia bawa, saat pramusaji pergi Andini pura-pura ke toilet padahal dia menyusul pramusaji meminta tolong agar botol air minum yang dia bawa nanti di kasih ke mas Arga, tentunya setelah Andini memeberi tanda di botol itu agar tidak tertukar.