Fyi, geng ini dinamakan Bentley 8 karena kesukaan mereka terhadap mobil Bentley. Setiap anggota memiliki nama julukan mereka masing2. Jumlah anggota mereka adalah 8, dan itu melambangkan infinity, yang berarti persahabatan mereka (akan) terjalin selamanya.
Angela Pleasant : Bentley Queen, si ratu lebah
Lilith Pleasant : Bentley Gothic, si bintang rock
Dustin Broke : Bentley Rogue, si berandalan
Dirk Dreamer : Bentley Brain, si jenius
Johnny Smith : Bentley Leader, si ketua geng
Ophelia Nigmos : Bentley Flower, si pujangga
Ripp Grunt : Bentley Clown, si pelawak
Puck Summerdream : Bentley Fancy, si tajir
Senin, 17 Juni 2019
14:15 PM
Padang Rumput Bluebell, SimCity
Sebuah bola sepak ditendang oleh Johnny ke gawang yang dijaga oleh Dirk. Bola tersebut menerobos gawang dan mengenai jaring.
"YEAH! Aku berhasil!" Johnny mengangkat tangannya keatas. Dustin dan Puck tersenyum, sedangkan Ripp merangkulnya sambil tertawa.
"The birthday boy did it! Tendangan penaltimu selalu berhasil." Kata Ripp sambil melakukan tos pada Johnny.
Dirk merasa sedikit kecewa, tapi ini hanyalah permainan biasa sehingga dia juga ikut senang Johnny mencetak gol.
"Bagus, Johnny." Kata Dirk sambil melakukan tos juga padanya.
"Hey boys, kue dan makanannya sudah siap! Datanglah kemari!" Sahut Ophelia yang berada sekitar 100 meter dari mereka.
Mereka pun menurutinya dan segera menuju ke meja piknik.
Angela menaruh kue ulang tahun cokelat ke meja piknik. Lilith menancapkan dan menyalakan lilin angka 23 ke kue itu. Sedangkan Ophelia menaruh sepiring besar hotdog dan burger ke meja tersebut.
"Angie, mana jus apelnya?" Kata Ophelia.
"Ini." Jawab Angela sambil mengeluarkan sekotak jus apel besar dari dalam kotak es dan memberinya ke Ophelia.
Ophelia menuangkan jus tersebut ke dalam delapan gelas sambil para lelaki berjalan kearah mereka.
"Ayo Johnny, tiuplah lilinnya." Kata Angela.
Johnny berdiri di depan kuenya. Dia sempat membetulkan posisi lilinnya. Ophelia, Angela, Dirk, Dustin, Ripp, Lilith dan Puck juga berdiri mengitari Johnny. Mereka semua menyanyi. Angela merekamnya dalam instagram story-nya.
Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday dear Johnny
Happy birthday to you
"Buatlah permohonan, Johnny." Kata Ophelia.
Johnny hanya berpura-pura menutup mata sambil mengucapkan doa, padahal dia berpikir "Tak perlu ada permohonan. Aku punya teman-teman terbaik yang berada di sampingku saat ini."
Johnny meniup lilinnya. Mereka bertepuk tangan.
Johnny memotong kuenya dengan sangat rapi dan teratur. Tak ada kue yang lebih panjang atau lebih pendek. Mereka bergantian mengambil potongan kue tersebut. Tetapi Dirk tidak mengambilnya karena kue itu bisa membuat diabetesnya kambuh. Lalu mereka duduk di bangku yang sudah menyatu dengan meja piknik.
"Hari ini kau yang memimpin doa, Johnny. Silakan." Kata Dirk.
Mereka menyatukan tangan sambil menunduk dan memejamkan mata.
"Baiklah. Aku bersyukur umurku sudah mencapai 23 tahun hari ini, dan aku berharap semoga kita semua sehat secara mental dan juga fisik. Semoga kita selalu stabil dan cepat pulih dari penyakit kita. Aku senang memiliki kalian semua di sampingku. Kuharap geng Bentley 8 akan tetap selalu kompak dan saling menyayangi, dan komunitas Im-Perfection akan menjadi komunitas kesehatan jiwa yang besar, dikenal banyak orang dan tetap mengedukasi tentang kesehatan mental. Amin."
Mereka membuka mata, lalu mengambil gelas jus dan bersulang.
"Cheers."
Mereka mulai makan kuenya.
"Ini adalah kue terenak yang pernah kumakan. Krimnya terasa meleleh di mulut, dan manisnya sungguh pas. Terima kasih telah membuatkan kue ini untuk ulang tahunku, Angie." Kata Johnny.
"Senang mendengarnya, Johnny. Sama-sama, terima kasih juga telah mengatakan itu." Jawab Angela.
"Hotdognya kok gosong sih. Siapa yang masak?" Kata Dustin sambil mengunyah hotdog dan kue secara bergantian.
"Apa katamu!? Aku sudah membuatnya susah payah. Menurutku itu tidak gosong, bodoh!" Kata Lilith sambil marah-marah.
"Aku hanya bercanda, ngapain marah? Tenang saja, ini enak kok." Jawab Dustin lagi.
"Tapi itu tidak lucu. Lain kali, buatlah candaan yang lebih bermutu."
"Sudahlah, nikmati saja makanannya. Jangan merusak suasana, Dustin." Kata Dirk.
"Oh ya, aku mau cerita sesuatu pada kalian. Ini agak memalukan." Kata Ripp.
"Apa itu, Ripp?" Kata Johnny.
"Tiga hari yang lalu aku melakukan kopi darat dengan wanita yang kukenal di Tinder bernama Ashlyn. Padahal di profilnya dia sangat cantik dan seksi, seperti Miss SimNation. Tapi aku kaget setengah mati waktu bertemu dengannya secara langsung. Ternyata dia adalah seorang nenek-nenek gemuk dan pendek berusia 70an! Aku sempat mengira dia adalah ibu atau nenek dari Ashlyn. Tapi ternyata dia memalsukan profil dan foto untuk bisa berkenalan dengan pria yang lebih muda. Aku hendak kabur dengan alasan dompetku ketinggalan di mobil, tapi dia tiba-tiba memegang pundakku dan menciumku! Aku takut sekali, lalu aku lari dari restoran itu dan tak kembali." Kata Ripp.
Mereka semua tertawa, kecuali Ripp.
"Kenapa kalian tertawa? Ini menakutkan, tahu!"
"Mungkin itu karma karena kau suka main perempuan, Ripp." Kata Angela.
"Hahaha. Bisa jadi. Kau harus coba untuk setia pada satu pasangan, Ripp." Kata Puck.
"Ah, itu membosankan." Jawab Ripp.
"Kau hanya belum menemukan orang yang tepat." Kata Puck lagi.
"Oh ya, aku juga punya kejadian yang aneh. Waktu itu aku sedang berada di kelas gambar realistis. Ada seorang pria yang terus melihat ke arahku dalam jarak 20 meter, lalu mengedipkan mata. Aku merasa risih karena aku tidak mengenalnya. Aku memalingkan muka, pura-pura tidak melihat dia sekitar 10 menit. Tapi ternyata dia menggambarku! Dia menunjukkan kertas gambarnya padaku dari jauh. Aku langsung meninggalkan kelas tersebut tanpa peduli nilaiku akan menurun." Kata Lilith.
"Ya ampun, kalau seandainya aku di sampingmu saat itu, mungkin aku akan menegurnya, babe." Kata Dirk.
"Aku senang kau tidak dikejar olehnya." Kata Angela.
"Tapi untungnya aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Aku kira cuma aku orang yang paling aneh." Jawab Lilith.
"Tenang, masih banyak orang yang lebih aneh daripada kita, terutama orang yang tidak menyadari bahwa mereka sakit jiwa." Kata Dustin.
"Tepat sekali. Makanya, kita harus mengedukasi mereka dengan pengetahuan kesehatan jiwa yang baik. Sebagai residen psikiatri, aku punya kesempatan besar untuk mengedukasi tentang hal itu." Kata Dirk.
"Setuju sekali. Aku yang calon psikolog juga siap untuk menjadi aktivis kesehatan jiwa. Siapa yang ikut denganku?" Kata Angela sambil menjulurkan tangan kanannya.
Mereka semua menyatukan tangan lalu menggoyangkan dan mengangkatnya keatas.
"Bentley 8 forever! Long life Im-perfection!" Sahut mereka berdelapan.
Angela membuka instagram lagi dan memperbarui storynya.
"Selamat siang, Angie Pleasant berbicara disini. Geng Bentley 8 sedang merayakan ulang tahun Johnny." Kata Angie sambil merekam wajahnya. Kemudian dia mengarahkan kameranya ke arah Johnny. "Happy birthday, Johnny! Kami menyayangimu dan menganggapmu sebagai pemimpin sekaligus kakak kami. Kulit hijaumu adalah sesuatu yang unik dan kau pantas untuk bangga akan itu."
Johnny tersenyum saat Angela merekamnya. "Terima kasih, Angie. Ya, tentu saja." Katanya sambil memperagakan pose salute dengan kedua jarinya ke pelipisnya.
Lalu Angela merekam saudari kembar dan teman-temannya secara bergantian. Lilith hanya mengangkat alis dan memiringkan bibir, sedangkan yang lainnya tersenyum sambil melambaikan tangan dan mengucapkan hai.
Mereka pun menikmati burger buatan Angela sambil terus mengobrol sampai jam 5 sore. Lalu mereka pulang ke rumah menggunakan mobil Honda Odyssey milik Dirk yang menyetir. Mereka menyusuri jembatan besar SimCity sambil melihat ke arah matahari tenggelam di arah barat.
•••
Selasa, 18 Juni 2019
FM Karaoke Box, Downtown
18:34 PM
"And I.... Will always love yooouuuu.....wuoooo....will always....love youuu....hooooo...i will always...loooove youuuuu....." Ophelia menyanyi dengan suara yang sumbang. Angela dan Lilith menahan tawa. Dustin dan Ripp tertawa kecil. Johnny tersenyum, sedangkan Puck dan Dirk melihat Ophelia dengan tatapan aneh. Namun, Ophelia seakan tak peduli dan tetap percaya diri dengan suaranya. Dia sudah setengah jam menyanyi seperti itu dan tujuh orang lainnya terpaksa mendengarkannya.
Lagu pun selesai dan Ophelia akhirnya merasa puas menyanyi dan menaruh mikroponnya lalu minum air. Ketujuh temannya bersyukur dalam hati dan mereka berpura-pura tepuk tangan.
"Baik, aku sudah puas menyanyi. Bagaimana kalau kita makan malam di Steve's Restaurant di Bridgeport? Biar aku yang bayar." Kata Puck.
Mereka pun setuju dan langsung berangkat ke Bridgeport menaiki limusin milik Puck. Mereka makan di Steve's Business and Complex Restaurant sambil minum anggur. Pada jam 20:01, mereka ke Banzai Lounge dan bertemu dengan seorang selebriti bernama Lola Belle, lalu berfoto dengannya. Mereka pulang dari lounge tersebut pada jam 2 pagi.
•••
Rabu, 19 Juni 2019
SimCity
17:12 PM
Dirk mengendarai mobil Odysseynya dari rumah sakit SimCity memorial hospital ke rumahnya. Dia memarkirkan mobilnya, lalu masuk ke dalam rumah. Johnny datang dengan mobil Lexusnya dan segera parkir juga. Angela melakukan riset memakai komputer di rumah mereka karena dia libur hari ini. Ophelia tidur di kasurnya karena dia kelelahan setelah bekerja sebagai guru honorer di sekolah dasar. Puck istirahat di kamar seharian karena depresinya kambuh. Lilith berada di kereta bawah tanah Sim State University menuju SimCity. Di kereta, dia bertemu dengan Ripp yang naik dari stasiun Universitas Britechester. Mereka pun duduk berdampingan sambil mengobrol sampai stasiun SimCity. Kemudian mereka memesan taksi online untuk pulang ke rumah. Sedangkan Dustin menghisap kokain di kamar mandi. Dia tahu seharusnya dia tidak menggunakan narkoba karena bisa menyebabkan skizofrenianya kambuh, tapi dia tak peduli.
Malamnya pada pukul 19:12, Angela memasak fish and chips, spaghetti dan autumn salad untuk mereka berdelapan. Setelah mereka makan bersama, Johnny mengajak untuk menonton film di bioskop SimCity. Mereka berangkat menggunakan mobil Dirk, lalu menonton film drama-thriller berjudul The Perfect Daughter pada jam 8 malam. Mereka memesan delapan bangku yang berderet di tengah.
-Di mobil Dirk ketika perjalanan pulang-
"Astaga, filmnya bagus sekali. Aku tak menyangka Ellaine adalah psikopat. Aku akan membuatkan resensi untuk film ini di blog ku." Kata Ophelia.
"Tapi cara dia membunuh Bill di pantai agak tidak masuk akal." Kata Dirk.
"Yah, namanya juga film. Oh ya, besok kan sudah liburan musim panas. Bagaimana kalau kita ke pantai saja besok?" Kata Angela.
"Pantai apa?" Tanya Ripp.
"Serenity Beach, sekitar 26 km dari sini."
"Ide yang bagus." Kata Dustin.
Sesampai di rumah, Mereka pun mengepak barang dan memasukkan baju ke koper, lalu pergi tidur.
•••
Keesokan harinya.
Kamis, 20 Juni 2019
Mereka berangkat ke Serenity beach menggunakan mobil van Chrysler Voyager milik Puck, mobil khusus liburan. Mereka berencana menginap selama empat hari tiga malam sampai hari minggu dan memesan sebuah kamar apartemen dekat pantai yang bisa ditempati delapan orang. Mereka sampai di apartemen Boxwood pada jam 13:21, setelah makan siang di kafe.
Ketika pintu apartemen dibuka, Ripp langsung lompat jungkir balik ke sofa sambil teriak "Woo!", Lalu melompat-lompat di sofa tersebut.
"Ripp, kau belum minum obat, ya?" Kata Ophelia.
"Oh ya, aku lupa. Hahaha. Memangnya ini mengganggumu? Hahaha! Woo!" Kata Ripp sambil tetap melompat-lompat.
"Sebagai orang yang suka keteraturan, Aku risih melihatnya." Kata Johnny.
Tapi Ripp tidak peduli. Dia malah menari dengan gaya old school, menggoyangkan kedua tangannya.
Johnny membuang napas. "Ya sudahlah, terserah."
Kemudian mereka menaruh barang sambil beristirahat sebentar. Setelah itu, Angela pergi ke swalayan untuk membeli makanan laut segar.
15:04 PM
Lilith :
Aku membuka tasku di kamar apartemen dan menemukan tempat pil olanzapine, lorazepam dan lithium (obat penstabil mood dan antipsikotik) ku. Tapi kemudian aku berpikir, aku sudah bosan minum obat. Aku baik-baik saja sekarang. Tidurku nyenyak tanpa obat, ditambah aku mempunyai teman-teman yang selalu mendukungku. Apalagi, obat-obatan ini hanya bisa membuatku tidur terus menerus. Kurasa aku tidak butuh obat ini lagi.
Aku pergi ke kamar mandi, membuka kloset dan membuang semua pilku ke dalam wc. Aku menyiram toiletnya dan kembali ke kamar.
Kemudian, Dirk masuk ke dalam kamar kami.
"Kau sudah minum obat siang, Lilith?" Tanya Dirk.
"Iya, sudah." Dustaku.
Dustin :
Aku menggunakan narkoba berjenis suntikan di kamar mandi dalam kamarku dan Angela, kebetulan Angela sedang ke swalayan untuk membeli makanan laut. Kemudian, aku kembali ke kamar dan mencari tempat pilku untuk minum obat. Tak kutemukan dimana pun. Lalu setelahnya aku ingat, aku meninggalkannya di laci kamarku di SimCity. Untuk sementara, aku panik. Aku menelepon semua rumah sakit di Serenity Beach untuk menanyakan keberadaan psikiater, tapi ternyata mereka tidak akan praktek sampai minggu depan karena ini minggu pertama liburan musim panas.
Kemudian aku berpikir "Bagaimana ini? Apa mungkin aku minta obat dari Lilith saja, kebetulan obat kami tak jauh beda?"
Tapi aku berubah pikiran. Aku tidak mau merepotkan mereka kali ini. Lagipula, aku sudah tiga bulan tak kambuh. Biar aku simpan sendiri sampai liburan ini berakhir.
Puck :
Aku berada di kamarku dan mengecek agenda di ponselku bulan ini. Tanggal 24, akan ada orkestra. Tanggal 25, aku akan ke Sims University untuk mengajar piano dan biola. Tanggal 26 adalah... Ulang tahun Hermia.
DEGG
Tiba-tiba dadaku sakit dan sesak. Rasanya dadaku berat sekali. Aku mencengkeram dadaku sambil meringis.
"Hhhh...hhh..." Aku megap-megap, kesakitan dan merasa sesak.
Aku segera mengambil obat jantungku di meja dan langsung meminumnya dengan air botol yang tersedia.
"Tenang, Puck. Tenang. Kau akan baik-baik saja. Atur napasmu. Sesak ini akan hilang." Kataku pada diriku sendiri sambil mengelus dadaku.
Aku berpikir mungkin sebaiknya aku akan kontrol lagi ke dokter jantung setelah kembali ke SimCity, sekaligus ke psikiater juga karena depresiku kambuh akhir-akhir ini, padahal aku sudah minum obat teratur. Aku tahu seharusnya aku melanjutkan hidup, tapi aku hanya tak bisa melupakan Hermia yang meninggal karena ditembak tiga tahun lalu. Aku mencoba mencari penggantinya, tapi tak ada yang seperti dirinya. Sampai kapan aku harus seperti ini? Ah, sungguh menyedihkan.
Dirk :
Aku sedang main ponsel di kamarku dan Lilith, tapi Lilith sedang menonton tv di luar bersama Ripp dan Johnny. Aku merasa tak enak badan. Pandanganku kabur dan aku bolak balik ke kamar mandi setiap 5 menit. Aku mengambil darahku menggunakan alat pengukur kadar glukosa. Aku menusuk jariku untuk yang kesekian kalinya.
Gula darahku adalah 300 mg/dL, sedangkan batas normalnya adalah 126 mg/dL. Aku segera menyuntik insulin ke tubuhku. Aku tidak boleh menunjukkan kalau aku sakit di depan mereka. Aku, sebagai calon dokter jiwa yang sehat secara mental, harus menjadi contoh yang baik untuk mereka. Aku tidak boleh mengeluh.
Angela membuka pintu kamarku sambil berkata "Dirk, ayo kita ke pantai. Kita hanya punya waktu tiga jam sebelum matahari tenggelam."
"Ya, tentu saja." Jawabku.
Aku berpikir "Ah sudahlah, sekarang waktunya untuk bersenang-senang. Tak perlu memikirkan yang lain. Aku akan memasang wajah ceria di depan mereka."
Ophelia :
Aku membaca pesan dari Dr. William, psikiater sepupuku, Nervous Subject yang dirawat di rumah sakit jiwa karena trauma akan penganiayaan Loki dan Circe Beaker terhadapnya dulu. Dia bilang Nervous selalu duduk mematung dengan tatapan kosong tanpa bicara apa-apa di kasurnya. Jika tidak, dia mengamuk. Dr. William juga merekomendasikan Nervous untuk melakukan ECT dan aku sebagai keluarganya harus menandatangani formulirnya.
Ini semua gara-gara Loki dan Circe. Untungnya mereka berdua ditangkap dan masuk penjara setelah terbukti melakukan percobaan berbahaya pada Nervous. Seandainya Nervous tidak dikurung oleh mereka dan aku sudah mengenalnya dari dulu, aku pasti sudah menyelamatkannya dari dua orang monster itu. Lagipula, kenapa tante Olive baru bilang padaku tentang Nervous saat dia sekarat di kasur rumah kami? Aku menyesalinya. Aku sangat mengkhawatirkan Nervous karena dia adalah satu-satunya keluargaku. Aku menggigit kuku dan melipat tangan sambil gemetaran. Kemudian aku memegangi kepalaku sambil menunduk di kursi dekat kasur. Kakiku juga menghentak-hentak.
Johnny masuk ke kamar kami.
"Ada apa, Phi? Kamu kenapa?"
"Aku membaca pesan dari Dr. William tentang Nervous. Dia semakin tidak terkontrol dan Dr. William merekomendasikannya untuk ECT. Johnny, aku sangat mengkhawatirkannya. Dia adalah satu-satunya orang yang sedarah denganku yang masih ada."
Johnny merangkul Ophelia.
"Tenang, Phi. Nervous akan baik-baik saja. Yang penting dia sudah mendapatkan perawatan yang dibiayai pemerintah dan tidak perlu keluar dari rumah sakit jiwa di Strangetown. Ingat, keluargamu bukan hanya dia, tapi kami pun juga. Kita semua saudara tak sedarah, dan kau adalah kekasih yang kucintai. Ayo semangat. Teman-teman kita menunggu di luar. Tarik napas dalam-dalam dan keluarkan." Kata Johnny.
Ophelia menurutinya dan dia mengambil napas panjang.
"Terima kasih, Johnny. Baiklah, aku siap untuk keluar."
•••
Beberapa saat kemudian, mereka semua memakai baju renang, lalu berenang sambil berjemur di pantai. Mereka main voli empat lawan empat, lalu minum air kelapa langsung dari buahnya di kedai dekat pantai. Mereka juga menyaksikan matahari terbenam di pantai sambil menikmati ombak. Mereka semua mengupload instagram story atau foto tentang semua kegiatan di pantai atau swafoto berdelapan sambil saling mention semua akun anggota lain. Ripp yang hiperaktif juga bersalto di pasir pantai. Mereka selesai pada jam 7 malam dan akhirnya kembali ke apartemen.
Malamnya, Angela memasak udang, cumi bakar, ikan salmon dan kerang di apartemen mereka. Mereka menikmatinya dengan lahap sambil mengobrol seru seperti biasa. Setelah mereka selesai makan, Johnny mencuci piring berkali-kali walaupun sudah bersih. Sedangkan Angela memuntahkan makanan yang barusan dimakan di kamar mandi dalam kamarnya dan Dustin. Dia memasukkan jari telunjuk dan tengah kedalam mulut untuk memicu muntah. Kebiasaan lama ini sulit dihentikan baginya. Dia kumur-kumur dan kembali ke kamar, memasang wajah berseri-seri seakan tidak ada apa-apa.
Kemudian Dustin hendak mencium Angela, tapi ditahan oleh Angela.
"Dustin, Apa-apaan kamu? Jangan main cium tanpa lihat keadaan."
"Tunggu. Aku mencium bau muntah. Angie, jangan bilang kau..."
"Tidak, kau salah. Aku tidak pernah melakukannya lagi. Aku hanya terkena asam lambung. Sudahlah, aku mau nonton tv dulu." Kata Angela sambil keluar dari kamar.
Dustin masih curiga, tapi dia tak ingin membahasnya lagi.
Malam yang indah berlalu dengan tenangnya.
Dustin dan Angela bermesraan di kamar mereka. Tadinya Dustin mengajak Angela berhubungan seks, tapi Angela menolaknya karena takut akan kesakitan akibat penyakitnya. Mereka pun hanya berciuman, bercumbu dan saling meraba-raba tanpa busana di kasur.
Dustin menghisap dan mencupang payudara Angela. Kemudian Angela memberikan blow job dan hand job pada kemaluan Dustin. Mereka saling mendesah ketika memuaskan satu sama lain.
Dirk dan Lilith bercinta dengan posisi missionary sebelum mereka tidur.
"Aaahhh... Ooh... Yes! Keep going baby... You're almost there... Ahh!" Kata Lilith sambil mengerang penuh nikmat.
"Hhh... hhh... Sudahlah, Lilith. Kau tak perlu memalsukan orgasme. Aku bisa melihatnya dengan jelas karena aku seorang dokter. Tapi terima kasih karena kau melakukannya untuk menghargaiku." Kata Dirk sambil tetap menyodok vagina Lilith dengan penisnya.
"Kau benar-benar tahu segalanya, ya? Love you, honey." Kata Lilith sambil mengedipkan mata. Lalu mereka berciuman.
Johnny dan Ophelia juga bercinta dengan posisi woman on top dan doggy style sampai jam 12 malam.
Johnny menjilat-jilat kemaluan Ophelia sambil menggoyangkan clitorisnya dengan lidah. Ophelia mendesah dengan nikmat.
Kemudian, mereka semua tertidur dan bermimpi. Mimpi tentang masa lalu mereka yang menyebabkan mereka terkena mental illness.
Yang paling buruk mimpinya adalah Johnny. Gaya tidurnya berubah2 dan gelisah.
"Nggghhh... Nggghh..." Johnny mengigau. Di mimpinya, dia dikejar-kejar oleh sembilan orang di pinggir kota Strangetown. Itu terjadi lima tahun yang lalu. Dia sendirian saat itu.
"Hhh...hhh...." Johnny membungkuk sambil memegangi lututnya. Dia sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari orang yang mengejarnya.
"TUNGGU! AWAS KAMU, KULIT HIJAU BANGSAT!!!" Ternyata orang-orang tersebut masih ada di belakangnya. Dia berlari lagi.
Dia tidak tahu lagi harus berlari kemana dan memilih arah kanan.
Kemudian dia terjebak di jalan buntu.
Johnny pun pasrah. Saat itu dia sudah merasa menuju kematian.
Mereka memukulnya berkali-kali, mengeroyokinya.
Mereka menendang wajah, perut, dan seluruh tubuhnya.
Mereka menusuk perutnya.
Yang terakhir, mereka membuang Johnny ke tempat sampah besar di gang itu. Tempat sampah yang baunya menyengat, becek, dan kotor.
"AAAAAAAHHHHH!!!" Johnny terbangun dari tidurnya sambil berteriak.
Bersambung