Chereads / Si Jalang dari Surga / Chapter 4 - rayu

Chapter 4 - rayu

Sore yang melelahkan bagi Nadin yang kala itu pulang kerumah dengan lesu, karena seaharian di sekolah nya banyak tugas dan praktikum yang melelahkan. Apalagi mau UAS begini, sudah dipastikan tugas dan PR akan menjadi makanan sehari-hari.

"Asslamualaikum, buuu" salam Nadin tiap pulang.

"Walaikumsalam, ndo udah pulang? Kok lemes gini anak ibuk kenapa? Belum makan? Hmm"

"Engga bu, Nadin cuma pusing aja banyak tugas di sekolah tadi, Nadin istirahat dulu ya bu, pengen bobo sebentar" jawab Nadin lemas.

"Iya udah, ntar kalo udah seger langsung makan yo ndo!"

Karena banyak pikiran pelajaran di sekolah membuat Nadin pun tertidur pulas sore itu, hingga tak sadar handphone nya bergetar hebat bagai gempa 7,8 SR.

*dddrrrtttt.... dddrrrrttt.... ddrrttt

"Ya ammpuuunnn, siapa sih yang nyalain alarm jam segini" omel Nadin.

Saat ia meraih hp nya, terlihat 11 panggilan tak terjawab dari satu-satunya nama yang terampang nyata.

Stela menghubungi nya berkali-kali dan baru panggilan ke 11 ini Nadin terbangun.

"halohhhh, napa tel nelponin ae kowe gak ono kerjaan to? Pengin tak kei kerjaan? Renio ngumbahi klambiku seminggu rung tak kumbah glo"

(kenapa tel teleponin terus kamu ngga ada kerjaan ya? Mau aku kasih kerjaan? Sini nyuci bajuku seminggu belum ku cuci nih)

Nadin murka karena Stela mengganggu hibernasi nya sore itu.

"Ya ampuunnn Din, lu beneran kebo ya, ini udah mau maghrib masa masih molor aja, buruan mandi 15 menit lagi gue jemput kerumah" komando Stela bagai komandan Security yang tak bisa dibantah.

"Ape nang ndi, aku seh nguantuk tel"

(mau kemana, aku masih ngantuk tel)

"Wis rasah takon bae, aku otewe"

*ttuutttt.... Ttuuuutttt

"kampret ni bocah ah" gerutu Nadin.

Dengan niat yang pas-pasan Nadin pun menuju kamar mandi untuk mandi dan berdandan alakadarnya karena sudah bisa ditebak kalau Stela menjemputnya hanya untuk nongkrong di warung nasi goreng pak Harto di perempatan alun-alun.

"Ndo, itu ada Stela lho didepan nungguin kamu" ujar ibu Nadin.

"Oh, iya bu, ini Nadin udah kok siap-siapnya" Nadin berjalan keluar dan terkejut melihat penampakan teman karibnya yang terlihat berbeda dengan dress panjang dan rambut yg digerai nya.

"Allahuakbar, lailahailallah" Nadin spontan berdzikir karena terkejut melihat penampakan Stela.

"Ihhh, Din lu malah nyebut sih, emang gue hantu? " Stela kesal.

"Ini lu Stela temen gue yang kalo molor ilernya bececeran, terus kalo ngupil ditempelin ke orang, terus..."

"Udah deh mulai deh, ini gue kesini mau ngajak lu keluar yuk, makan malam bentar" ajak Stela.

"whuaaattt??? Lu ngajak makan mlm? Biasanya ke warung nasi goreng Pak Harto kan? " ledek Nadin.

"Ngga buat malem ini kita ke kafe, buruan ganti baju, masa udah cakep gue lu nya amburadul gini" ujar Stela.

"Iyeeee, tunggu 5"

"5 menit kan" Stela meyakinkan.

" 5jam" jawan Nadin sembari masuk kekamarnya untuk berganti baju.

"Bu, Nadin mau keluar dulu ya sama Stela, pamit ya bu, Asslmualaikum" ijin Nadin.

"Dinnnnnnn" teriak Stela di sebrang jalan.

"kita naik apa ini tel, ga ada angkot loh jam segini" Nadin bingung.

"Heleh masa angkot, mobil dong" Stela memberhentikan sebuah mobil sedan dengan tangan kanannya yang terlihat seperti joki 3 in 1.

Mereka pun masuk mobil yang tiba-tiba ada dihadapan mereka. Nadin masih bingung namun tiap pertanyaan yang diajukan Nadin tak pernah dijawab oleh Stela.

"Tel,.. "

"Sstttt, udah jangan bawel duduk manis aja ntar juga nyampe"

Kurang dari 15 menit mobil pun parkir di sebuah kafe dengan lampu remang-remang yang terlihat sangat romantis bagi orang yang pacaran. Tidak hal nya dengan Nadin yang berdua dengan Stela ke kafe tersebut. Namun kebingungan Nadin akan terjawab saat sudah sampai di tempat.

Stela dan Nadin berjalan menuju meja no 23 yang sudah dipesan oleh seseorang, karena terdpat tulisan reserved sebelum mereka datang dan duduk dimeja itu.

"Tel, ini serius kita makan disini? Ini mahal-mahal loh makanannya" Tegas Nadin yang ragu-ragu saat membuka menu.

"Udah lu pesen aja sesuka lu" stela tak menengok sedikitpun ke arah Nadin. Ia sedang sibuk memilih menu yamg paling enak dan mahal.

"Buset, lu abis dapet lotre? Apa togel? Apa jangan-jangan,..." Nadin terkejut.

"Kampret lu ah, gue abis dapet harta banyak, abis numbalin tumbal pesugihan gue, dan tumbal berikutnya elu" ujar Stela menakuti.

"Ah elu Tel, gue serius nih" tanya Nadin makin penasaran.

"Yaudah lu pesen dulu ntar gue jelasin abis makan" jelas Stela.

10 menit setelah mereka memesan, datang lah seorang lelaki berawakan kekar, tidak terlalu tinggi namun berkharisma.

"Permisi, maaf ya kalo saya telat, tadi macet banget dijalan maklum malam minggu hehehe" ujar lelaki itu.

"Eh iya, engga kok om gak telat kok, kota juga baru mesen makanan hehe" terang Stela.

"Stela doang sih yang pesen" celetuk Nadin.

"Eh, ini kenalin Din, om Romi" Stela melirik Nadin memberi isyarat untuk mengulurkan tangannya.

"Oh iya, Nadin" Nadin menjabat tangan Romi dengan penuh tanda tanya.

"Jadi gini Din, gue di dm sama om Romi buat ketemuan di kafe ini, dan sekaligus jadi manager elu buat pemotretan, lu masih inget kan om Romi yang dm ke ig lu tempo hari" jelas Stela.

"Ih lu apa-apaan sih, gue kan ga pernah iya-in tawarannya, apalagi lu jadi manager gua, kalo pun gue mau juga ga akan ake lu jadi manager gue" ujar Nadin.

"Duh Din, pikirin lagi deh, gue gak jadi manager lu juga gapapa lah, tapi lu terima aja tawarannya." Stela meyakinkan.

"Kok lu jadi maksa gue sih Tel, terus anda juga mmm... Ya saya ingat, anda yang kemarin nebengin saya ke sekolah kan? Motivasi anda apa coba? " Nadin terpancing emosi.

"Hahaha, kalian ini lucu ya. Saya gak maksa kamu Din, tapi ya tolong dipertimbangkan lagi, saya melihat potensi kamu menjadi seorang model yang berbakat. Saya sudah bilang ke Stela masalah fee nya, tapi kalo kamu mau tau kontrak kerjanya saya juga bawa" Romi menyodorkan kontraj kerja kepada Nadin.

"Silahkan di baca dan dipahami dulu, disitu kontrak kerja kamu hanya 12 jam selama seminggu, hanya di hari sabtu dan minggu. Untuk tempat pemotretan akan dijadwalkan, dan urusan transportasi kita menyediakan monil untuk antar jemput kamu. Bayarannya setiap dua minggu sekali dan per 12jam kamu dibayar 1,5 juta."jelas Romi detail.

"Tuh Din, lumayan kan duitnya? Gausah mikir kelamaan, udah setuju aja." rayu Stela.

"Kalo lumayan kenapa gak lu aja coba yang ambil ni job? " Nadin membalikkan keadaan.

"Din, kalo mereka butuh yang bahenol montok sih gue pasti udah dipake, body yang cocok cuma elu Din" tegas Stela.

Nadin berkali-kali berfikir keras apakah ia harus menerima atau menolak tawaran ini, setelah semua yang dijelaskan oleh Romi dengan sangat meyakinkan itu.