Tania berjalan menuju gerbang halaman rumah yang megah itu, dirinya merasa senang karena Sean merupakan pria yang bejat ternyata, kali ini ... muncullah sang penerima sisa sperma dari mantan suaminya itu, dia adalah Valerie, rekan kerjanya sendiri.
"Hai, Valerie? Kebetulan sekali dirimu ada di sini, ingin menemui Sean? Dia ada di dalam, dan kalian bisa puas untuk melakukan sesi percintaan, karena aku telah meninggalkan pria itu sepenuhnya," ujar Tania, menatap Valerie dengan tatapan mengejek.
Valerie yang menunduk, pun mengangkat wajahnya agar menatap Tania. Jujur, wanita itu tidak merasa bersalah sama sekali, terbukti di luar halaman rumah, ada kekasihnya pula yang bernama Xavier.
"Aku mengucapkan selamat atas perpisahan kalian, dan terima kasih telah membukakan gerbang untukku, karena jujur ... milik suamimu itu sepenuhnya telah kunikmati, dan sebagai ganti atau kata maaf dariku, kuberi sebuah hadiah di luar sana, dia adalah Xavier, kekasihku yang kini menjadi mantan."
Di bumi ini, kenapa ada sosok sejenis Valerie? Tania tidak percaya dengan sifat wanita di depannya.
"Kau sangat bangga menikmati bekas? Dasar tempat pembuangan benih laki-laki orang, hm ... mungkin kau tidak masalah, karena harga dirimu sudah sangat jatuh bukan? Untuk hadiah darimu, maaf, aku tidak mungkin menerima bekas, beruntung jika pria yang bernama Xavier itu, belum menyicipi tubuh murahanmu itu, sampai jumpa," balas Tania dengan telak, meninggalkan Valerie yang kesal terhadapnya.
"Ayolah Valerie, sabar ... wanita itu berpura-pura kuat saja, padahal isi hatinya sudah hancur berkeping-keping karenamu, dan sekarang ... ayo nikmati Sean, pria yang tampan dan panas itu, begitu kurindukan sentuhannya."
Di luar sana, embusan dari asap rokok mengepul keluar dari kaca mobil. Xavier sedang menunggu Valerie yang mengatakan hanya sebentar saja di dalam sana, akan tetapi ... beberapa detik selanjutnya, pria itu mendapatkan pernyataan pahit, di mana Valerie memutuskan hubungan mereka.
"Apa-apaan ini? Kenapa Valerie memutuskanku secara tiba-tiba? Apakah ada masalah dalam hubungan kami?" Xavier kebingungan, pandangannya pun tidak sengaja mengarah ke Tania yang baru saja keluar dari gerbang rumah tersebut.
Ia pun keluar dengan cepat dan menghampirinya.
"Permisi, Nona. Apa kau melihat wanita ini di dalam sana?" Xavier bertanya langsung, sembari menunjukkan foto Valerie.
"Oh, dia wanita murahan yang memutuskan dirimu, bukan?"
Xavier membatin, mengapa dia tahu? Dan kenapa dia menyebut Valerie dengan kata murahan?
"Apa maksudmu dengan murahan?"
"Valerie, adalah rekan kerjaku pada perusahaan yang bergerak di bidang penjualan kosmetik, dan ... ia juga wanita yang merebut atau merusak hubungan rumah tangga orang lain, dan sekarang, dia bersenang-senang dengan Sean di dalam sana, maka dari itulah aku mengatakannya murahan, mungkin kau beruntung jika dirimu belum pernah tidur dengannya, karena sudah pasti kau akan jijik dengan dia yang tak ada harga diri itu," jawab Tania, mengungkapkan kekesalannya dengan nada yang marah.
"Jangan mengada-ngada, tidak mungkin Valerie seperti itu!"
"Terserah kau saja, karena aku sedang buru-buru untuk pergi dari tempat ini."
Tidak semudah itu, Xavier menahan pergelangan tangan Tania dan menatap wanita di depannya dengan lekat.
"Aku curiga padamu, kau telah berbohong kepadaku dan mengucapkan hal yang tidak-tidak mengenai Valerie, sehingga kemungkinan besar, faktor berakhirnya hubunganku dengan Valerie, ada pada dirimu," ucap Xavier membulatkan mata Tania. Dalam sekali hempasan, genggaman dari tangan Xavier terlepas.
"Apa-apaan dirimu ini? Kalau kau tidak percaya, masuk saja sana! Dan lihat apa yang mereka lakukan," kesal Tania kemudian segera pergi dari Xavier.
"Tunggu!"
Tania mengabaikan teriakan itu, hingga dirinya berhenti secara mendadak dan merasakan sebuah tarikan yang kuat dari arah belakang dan membawanya kembali ke pria menjengkelkan itu.
"Jawab pertanyaanku, siapa Sean?!" Xavier menekankan nama Sean di kalimatnya, suaranya pun sedikit berat dan dingin, membuat Tania refleks menjawab, "Mantan suamiku."
Pria itu menyelusuri bola mata Tania dan memastikan sesuatu di sana.
"Karena suamimu itu, hubunganku dengan wanita yang kau maksud murahan, harus kandas."
"Argh ... lalu apa yang akan kau lakukan? Mengapa protes pada diriku? Protes saja kepada Valerie dan Sean!"
"Kau yang akan menebusnya dan menjadi kekasihku sekarang, atau lebih tepatnya, menjadi pengganti dari Valerie!" tegas Xavier.
Apa ini? Kenapa terasa konyol dan menyebalkan? Ia yang tersakiti, ia pula yang harus menebus kesalahan orang lain?
"Dasar gila! Tuntutlah mereka berdua, bukan ke diriku yang menjadi pihak tersakiti, aku tidak mau menjadi kekasih dari seorang bekas yang murahan."
"Penolakan adalah penerimaan, penerimaan tetap penerimaan, camkan hal itu!"
♤♡◇♧
Sean harus menerima kenyataan pahit itu, Tania meninggalkannya dan hubungan mereka tak bisa disatukan lagi, ia pun bergegas untuk menyusul mantan istrinya dan memaksa wanita itu kembali dalam rengkuhannya. Namun, Valerie tiba-tiba datang ke rumah ini, membuat Sean amat terkejut juga tidak percaya, emosi yang terbenam kini meluap di hadapan Valerie yang tiba dengan senyum penuh harap agar Sean menjadi miliknya, tetapi ... harapan itu berbanding terbalik dan menjadi sesuatu yang buruk untuk Valerie.
"Kenapa kau ada di sini?"
"Untuk menjadi milikmu, dan mari kita rayakan kemenangan atas pisahnya dirimu bersama Tania," jawab Valerie dengan nada percaya diri.
"Sial ... sial ... dan sial! Akan kusingkirkan kau Valerie, kau tak lebih dari boneka pemuasku, dan kau akan menjadi milikku bukan? Maka dari itu, terkurunglah dalam kegelapan bersamaku."
Sean menjadi pria yang berbeda dari sebelumnya, 180 derajat. Valerie sampai mundur secara perlahan dan begitu waspada ketika Sean menuju arahnya. Ia ingin berlari, tetapi dengan cepatnya pria itu meraih tubuh Valerie, mendekapnya erat hingga ia sulit bernapas.
"Xa-vier, to--tolong aku!"
♤♤♤♤
Ada yang ingin author sampaikan, untuk jadwal update, cerita ini agak lama, dikarenakan versi lengkapnya ada di aplikasi orange, yaitu WP.
Oh iya, harap untuk tidak memplagiat cerita ini, jika berbuat harus berani bertanggung jawab, dan setiap karya ada hak ciptanya.
Terima kasih, see you next part.
Btw, ini karya pertama saya di webnovel dan baru coba juga, wkwkwk.