Dimas segera membuka galeri ponselnya, berharap tidak ada file yang hilang. Semua kenangan bersamanya masih tersimpan rapi. Kerinduan akan hadirnya masih terasa. Dimas ragu untuk menatap mata Flo, dia takut jatuh di lubang yang sama. Dimas tidak ingin kembali dalam rasa hampa di tinggalkan dalam masa berjuang. Dia tidak ingin berjuang sendiri lagi, mungkin sendiri lebih baik. Ntah sampai kapan.
Diego melihat Dimas yang masih belum berkemas menghampirinya, hari ini jadwal mereka untuk meninggalkan kota ini. Karena mereka sudah menemukan manajer baru untuk Cafe mereka. Diego yang merasa tidak di anggap kehadirannya merasa tersinggung. Mencoba mengusik Dimas namun tidak berhasil. Pikiran Dimas seakan menerawang jauh, hanya raganya yang ada di sini. Diego menepuk bahu sahabatnya itu,
"Lo kenapa?" tanya Diego penasaran.
