"Bell, gue penasaran deh" tanya Arista di sela-sela waktu istirahat mereka di dapur.
"Penasaran apalagi si Ta?? Jangan aneh-aneh deh. Ini udah di resto. Jangan bikin gue spaneng dengan sikap absurd elo"
"Ya elah Bell... Di sini cuma ada kita doang. Kan yang shift siang elo, gue sama kribo. Ada Chef Riko tapi di belakang. Jadi aman lah buat kita nge-gibahin pacar lo"
"Nyesel gue bilang siapa pacar gue ke elo. Elo lemes." sewot Bella,
"Gue gak lemes Bell. Gue cuma kepo aja, kenapa lo bisa beralih haluan dari Pak Diego ke Pak Dimas?" tanya Arista
"Gue gak tau" jawab Bella membuat Arista membelalakkan matanya.
"Demi apa lo udah ngelupain Pak Diego secepat itu? Dia kan cinta pertama lo Bell. Bahkan lo rela kerja di sini karena lo pengen deket sama dia" tanya Arista,
"Astaga Ta—, lo gak tau betapa bahayanya mulut lo. Heran deh gue, kenapa gue harus punya sahabat macem lo!" maki Bella frustasi
"Kan gue nanya" kata Arista melunak,