Hendra menatap tajam ke arah Ara dan Diego secara bergantian. Ara membalas tatapan ayahnya.
"Ara bisa jelaskan sama Papa apa yang terjadi?" tanya Hendra hati-hati,
"Ara mau menikah. Kita butuh restu Papa" jawab Ara,
"Kenapa kamu yang minta ijin? Bukan pria itu" tunjuk Hendra,
"Memangnya Papa beri waktu buat Kak Diego ngomong? Nggak kan?" todong Ara,
"Oh-maaf" jawab Hendra merasa bersalah,
Kini nada Hendra sedikit melunak. Tidak ada nada seperti tadi, saat pertama kali mereka datang.
Hendra berdeham, menatap Diego yang tampak menunduk di depannya.
"Jadi, apa yang dikatakan anak saya benar?" tanya Hendra kepada Diego,
"Iya Om"
"Apa yang bisa membuat kamu berani mengajak anak saya menikah?" tanya Hendra tenang namun nadanya tajam dan dingin.
"Saya tidak bisa menjanjikan harta yang melimpah Om. Tapi saya bisa menjamin putri Om akan bahagia" jawab Diego mantap.
"Bagaimana dengan anak kamu? Bukankah anak seorang duda" selidik Hendra semakin dalam,