Aku menutup pintu kamar kami, berharap tidak ada yang mengganggu waktu kami saat ini. Rafiz terlihat menahan amarahnya, terbukti dia yang mulai memegang pemantik di tangannya, bersiap menyalakan rokok yang terselip di tangan kanannya. Aku menghampiri Rafiz, merebut sebatang rokok yang berada di tangannya. Rafiz menatapku dengan tatapan lurus mencoba membelah pertahananku. Namun aku tak gentar, aku menatap matanya,
"Jangan bertindak seperti anak kecil! " kataku,
"Kamu atau aku yang seperti anak kecil?" tanyanya dengan kesal,
"Kamu! " jawabku kesal, aku pun membuang sebatang rokok utuh yang berada di tanganku,
"Aku? " tunjuknya pada dirinya sendiri, kemudian dia membuang muka karena memendam kesal,
"Kenapa harus aku? " tanyanya lagi,