"Kamu kenapa? " tanya Rafiz sembari mencium leher jenjangku
"Eh... Sayang, kamu udah pulang" kataku kaget sembari sedikit menghindar dari perlakuan manisnya, karena perlakuan manis Rafiz memberi damage besar bagi tubuhku. Sungguh, ini diluar nalar. Karena perlakuan manis suamiku bisa membangkitkan sifat liar dalam diriku. Andai saja, aku bisa melupakan perkataan Nathasya semudah itu mungkin semuanya akan terlihat mudah aku jalani.
"Sayang, kamu lagi mikirin apa? Kenapa gak fokus kayak gitu, apa ada masalah?" tanya Rafiz bertubi-tubi, membuat aku tak enak hati harus berbohong kepadanya,
"Aku baik-baik saja, kamu jangan khawatir. Aku siapin baju ganti dulu ya buat kamu" kataku sembari berdiri, bersiap mengambil pakaian bersih untuk suami ku. Namun langkahku terhenti ketika tangan Rafiz melingkar di atas perutku,