Sore itu Nada mampir ke rumah untuk mengganti pakaiannya yang kotor karena terkena tumpahan kopi. Nada yang sedang ada di sekitar rumahnya pun mampir sebentar ke rumahnya untuk mengganti pakaiannya sebelum balik kekantor. pekerjaan Nada setelah Nada menggantikan posisi Ayahnya untuk memimpin perusahaan pun semakin banyak. Sekarang Nada sering tidur pagi bangun pagi pula. Nada yang sudah mempunyai usaha kuliner sendiri saat SMA dan mulai berkembang saat kuliah bahkan sekarang sudah terkenal dimana mana pun mendapat kepercayaan ayahnya untuk memimpin perusahaan ayahnya.
mobil hitam milik Nada masuk ke pelataran rumah yang di dominasi warna putih itu. Kening Nada berkerut melihat mobil Zidni terparkir mulus di pelataran rumahnya. Nada merasa aneh dengan kehadiran mobil Zidni. Apalagi 2 bulan ini Nada semakin jarang bertemu Zidni setelah Nada mengambil Alih posisi Ayahnya. Namun tidak seperti biasanya jika Zidni akan pergi ke rumahnya dia pasti akan mengabarinya dan itu membuat kening Nada semakin berkerut . Nada keluar dari mobilnya tampa berpikir panjang lagi. saat masuk ke rumah yang megah itu suara televisi terdengar sangat keras.
"Bi....Bi....." Nada memanggil para pembantunya yang biasanya berkeliaran di rumah. Namun tidak ada satupun pembantu yang ada di rumah. Kedua orang tua Nada sedang melakukan liburan keluar negri setelah Nada mengambil alih posisi ayahnya dan itu membuat rumah semakin sepi. Nada pun juga mencari keberadaan Zidni. Namun di ruang tamu tidak ada siapapun. di sana hanya ada televisi yang menyala dengan volume maxsimal.
"Bagi kalian yang sedang patah hati gara gara di selingkuhin pacar, di tinggal nikah mantan tersayang ataupun di tikung temen sendiri. Kami acara Holiday Move Love. acara ini di adakan di pulau terpencil dan fasilitasnya sudah leng..."
Nada mematikan televisi yang sedang menontonkan iklan yang sedang ramai di perbincangkan 1 tahun ini karena. tidak hanya harganya holiday yang mahal namun banyak kalangan atas yang sudah mencobanya bahkan mengakui bahwa Holiday Move Love terjamin membuat untuk move on dari sang kekasih.
Nada merasa aneh dengan rumah yang terbiasa ramai dengan para pembantu yang berkeliaran di rumahnya namun sore ini rumah sangat sepi bahkan Zidni pun tak terlihat batang hidungnya. Nada pun melangkah ke kamarnya. mungkin saja Zidni pergi ke kamarnya. Namun kamarnya pun tidak ada siapapun. Nada berinisiatif untuk bertanya kepada adiknya mungkin Melody tau ada di mana Zidni. Mobil Melody ada di parkiran pasti Melody ada di Rumah.
Kebiasaan Nada saat pergi kekamar adiknya yaitu tak mengetuk pintu terlebih dahulu. kamar Melody terdengar bising karena suara musik yang di putar dengan keras di kamarnya. Kamar yang berada di lantai 2 itu terlihat berantakan karena baju yang berserakan di lantai. Nada tak melihat siapapun di sana. alunan musik yang di putar keras tak terdengar di telinga Nada saat Nada melihat sepatu yang amat dia kenal pun ikut tercecer di lantai. Nada melangkah masuk menuju kamar mandi yang pintunya tertutup. setiap langkah Nada diiringi detakan kencang dari dadanya.
Jantungnya terasa sakit saat memikirkan apa yang dia bayangkan. Nada memegang kenop pintu kamar mandi dan memejamkan matanya. Air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata pun mengalir.Hp nya bergetar menandakan panggilan masuk namun panggilan itu Nada abairkan . Nada melepas kenop pintu kamar mandi itu. Nada tidak akan sanggup melihat apa yang di lakukan Pacarnya dan Adiknya di salam sana. Nada memilih duduk di sofa kamar Melody menunggu keduanya keluar dari kamar mandi. Dengan baju yang kotor karena terkena tumpahan kopi Nada termenung dengan tatapan kosong melihat mata hari yang mulai tenggelam. suara musik mengiringi redupnya sinar sang senja. Nada mengabaikan Hp nya yang bergetar berulang kali. Sekertarisnya pasti mencarinya karena masih banyak berkas yang perlu di cek.
Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka. Zidni keluar dengan rambut yang basah dan handuk yang meliliti tubuh bagian bawahnya. Zidni yang belum mengetahui kebaradaan Nada pun menyalakan lampu kamar karena matahari sudah sepenuhnya tenggelam. Melody yang baru saja keluar dengan handuk yang meliliti tubuhnya pun kaget melihat Nada yang duduk di sofa kamarnya. Zidni pun ikut kaget dengan keberadaan Nada.
Nada memejamkan matanya rapat rapat. air matanya yang sendari tadi tertahan di pelupuk matanya pun ikut mengalir. Zidni buru buru berlutut di depan Nada yang duduk di sofa.
"Aku bisa jelasin. ini gak seperti yang kamu kira. aku sedang khilaf. aku di goda. aku.." Zidni mencoba untuk menjelaskan namun Suara Zidni dan Suara musik kamar itu tak terdengar sedikitpun oleh Nada. Nada hanya mendengar suara detak jantungnya yang berdetak cepat.
Nada menangkis tangan Zidni yang mencoba menggenggamnya. Nada berdiri melewati Zidni dan Melody. Nada melihat Melody dengan sinis saat melewatinya. Zidni mengikuti Nada yang keluar dari kamar Melody. Nada pergi ke kamarnya dan buru buru mengunci pintu kamarnya. Dari luar Zidni mengetuk pintu kamar Nada mencoba membujuk nada untuk memeberinya kesempatan untuk menjelaskannya semuanya.
Nada menangis di dalam kamarnya yang gelap. sesuai instruksi dari Melody para pembantu yang berada di pafiliun belakang pun sudah kembali bekerja saat matahari tenggelam. Suara Zidni yang mencoba membujuk Nada pun terdengar oleh para pembantu dan membuat para pembantu penasaran. Para pembantu berkumpul dan berbosip. Nada menangis dengan terisak, tangannya memukul dadanya yang terasa sakit. Kepercayaan di khianati oleh pacarnya yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 3 tahun.
Melody yang sudah memakai pakaiannya pun membujuk Zidni untuk berhenti membujuk Nada karena banyak mata yang melihat Zidni apalagi Zidni masih hanya menggunakan handuk
"Kak Nada butuh waktu. Nanti aku yang akan jelasin ke kak Nada. Kak Nada bakalan maafin kamu kok . percaya sama aku. Kak Nada itu punya hati yang lapang"
suara Melody terdengar oleh Nada yang terduduk sambil bersandar di pintu. Jantungnya terasa di remas sekali lagi mendengar perkataan Melody. Nada merasa kebaikannya dipergunakan oleh adiknya. memang Nada selama ini terlalu memanjakan adiknya sejak kecil karena dulu memang Nada itu sangat menginginkan Adik. Melody sebenarnya adalah anak angkat dari keluarga itu. Karena Wendi yang merupakan ibu dari Nada tidak bisa hamil lagi karena rahimnya sudah di angkat. Karena Heri dan Wendi melihat Nada merasa kesepian pun memutuskan untuk mengangkat Anak untuk di jadikan Adik dari Nada. Namun Nada tak pernah mengira Adiknya yang selama ini dia sayangi menusuknya dari belakang.
dalam kegelapan suara getaran panggilan menggema di kamar Nada. Nada yang sudah berhenti menangis dan sedang termenung dalam diam pun mengengkat telfon dari sekertarisnya itu. Nada menyuruh sekertarisnya untuk membawakan berkas berkas ke rumahnya. Nada tidak bisa meninggalkan tanggung jawab yang sudah ada di pundaknya itu.
para pembantu sedang berdiskusi siapa yang akan memanggil majikannya untuk mekan malam. sudah satu jam lewat jam makan malam namun Nada maupun Melody tidak ada yang keluar dari kamar. Salah satu pembantu mengetuk pintu kamar Nada.
"Non Nada makanannya udah siap. Non....Non Nada gak kenapa napa to di dalem ?" Nada masih terdiam mendengar suara Pembantunya. namun saat Suara salah satu pembantunya semakin gelisah karena Nada tak kunjung menjawabpun akhirnya menjawab dengan suara serak.
"iya bi nanti Nada turun"
Matanya bengkak dan merah. Namun Nada harus keluar dan meluruskan semuanya. Dia harus membuat Adiknya sadar bahwa di sini Nada lah yang berkuasa. Nada harus membuat adiknya sadar dengan posisinya. Namun yang harus dia lakukan sekarang adalah mengabari kedua orangtuanya untuk pulang. karena Nada tidak akan bisa melakukan pekerjaannya dengan keadaan sekarang. suara sambungan terdengar di hp Nada.
"Halo sayang. Tumben kamu telfon mamah"
terdengar suara hangat dari benda pipih itu.
"Mom please come home soon. There's a problem at home that I can't fix." ucap Nada dengan Suara yang menahan tangis. sebelum Wendi mejawab Nada sudah mengakhiri panggilan.
Nada menenangkan dirinya yang akan menangis mendengar suara hangat Mamahnya. Setelah tenang Nada menyalakan lampu kamarnya dan bergegas mandi. setelah berganti baju dengan baju yang bersih nada berkaca. Nada dapat melihat jelas matanya yang bengkak dan masih merah.
Nada keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Di dapur Nada dapat melihat para pekerja sedang berkumpul dan menggosip. salah satu pekerja melihat Nada yang turun dari tangga. mereka bergegas kembali ke pekerjaan mereka masing masing. Nada duduk di kursi salah satu meja makan yang luas. Para pembantu berbaris rapih.
Nada menunggu makanan pembuka namun setelah menunggu lama makanan belum juga datang.
"Kenapa makanannya tidak disajikan ?"
Nada berbicara dengan dingin.
Para pembantu yang berbaris saling bertatapan bingung. Majikannya ini belum pernah berperilaku sedingin ini selama merak bekerja di sini. Nada adalah orang yang berperilaku ramah, baik dan mudah memaafkan. Sikap dingin Nada membuat para pembantu memilih bungkam.
"Kenapa Tidak ada yang menjawab ? Apa Kalian minta gaji kalian di potong ?" Suara dingin yang keluar dari mulut Nada membuat para pembantu semakin gelisah. salah satu pembantu memberanikan diri untuk angkat bicara.
"Non Melody belum mau turun untuk makan non" pembantu itu bersuara dengan takut takut.
"Dia sudah besar jadi sajikan makanannya saja. Dan untuk kalian jangan memasakkan makanan untuk Melody jika melodi meminta makanan. Dia harus belajar dari kesalahannya"
Nada bicara Nada terdengar begitu tegas. Tidak ada nada bercanda di setiap katanya. Para pembantu tau jika majikan mereka sedang berhubungan tidak baik.
Makanan di sajikan satu persatu. Makan malam ini di selimuti dengan hawa yang dingin di penjuru ruangan. setiap orang di sana merasa tidak nyaman dengan suasana yang penuh dengan keheningan itu.
Setelah makanan Nada menyuruh seluruh pekerja di rumahnya untuk berkumpul. Syfa yang merupakan sekertaris Nada Sampai di rumah saat Nada menyelesaikan makan malamnya. Syfa yang berumur 35 tahun ini adalah sekertaris Ayahnya dulu. Namun setelah Nada mengambil alih pekerjaan ayahnya Syfa menjadi sekertaris Nada.
Wanita 2 anak itu merupakan sekertaris yang handal namun memiliki sifat kaku dan dingin. Namun Nada nyaman dengan sekertaris Ayahnya itu karena Syfa adalah orang yang dapat di percaya.
Syfa yang membawa beberapa dokumen di tangannya berjalan masuk ke rumah atasannya itu. Syfa di persilahkan duduk di ruang keluarga yang cukup besar.
Saat Nada menghampiri Syfa. Syfa dapat melihat jelas mata sembab Nada dan aura dingin yang di pancarkan olehnya. Nada duduk dekat Syfa.
" Ini dokumen yang perlu ibu periksa dan tandatangani. selain pak Wijaya sedikit marah kerena janji makan malam yang sudah di buat 1 bulan yang lalu di batalkan" Syfa menyerahkan dokumen dan leptop yang di perlukan Nada.
"Kirim surat permintamaafaan dan buat janji ukang dengan pak wijaya dalam minggu ini tentu saja dia marah. proyek yang perlu dia garap harus di tunda beberapa hari lagi karena pertemuan kita harus di batalkan"
"Saya sudah mengirimkan surat dan sudah membuat janji dengan pak Wijaya. apakah ada yang perlu ibu Nada perlukan lagi ?"
Ini lah yang di sukai oleh Nada dari Syfa. Syfa cakap dalam bekerja.
"Suruh pengacaraku untuk datang besok Pagi dan besok aku akan bekerja di rumah jadi ubah jadwal besok" Syfa mencatat apa yang di ucapakan oleh Nada.
"Baik saya pamit undur diri karena sudah malam" Syfa berucap dengan sopan.
Nada melihat punggung Syfa yang semakin menjauh. Nada menghembuskan nafasnya kasar. Nada malu dengan penampilannya sekarang karena matanya yang sembab. Namun mau tak mau Nada harus membereskan masalah yang sekarang dia hadapi.
Semua pekerja telah berkumpul di ruang keluarga. Ada sekitar 25 pekerja yang bekerja di rumah yang luas ini. Nada duduk di kursi sedangkan para pekerja berdiri berbaris dengan rapih.
jeng jeng.......
Bersambung....