"Dasar konyol. Bisa-bisanya percaya perkataan orang yang baru saja terkena gegar otak."
Leo tak henti-hentinya berusaha menekankan bahwa apa yang dikatakannya saat di rumah sakit waktu itu hanyalah omong kosong. Ternyata tidak perlu mesin waktu untuk memperbaiki keadaan. Leo hanya perlu memanfaatkan cedera di kepalanya sebagai alasan. Untung saja meskipun mengalami gegar otak, ia masih tidak kehilangan kepintarannya.
Dengan rasa gemas, ia mencubit pipi gadis di hadapannya berkali-kali. Sandra tidak menghindarinya. Perlakuan ini sudah terbiasa ia dapatkan setiap kali bersama Leo. Justru ia merasa sangat bahagia bisa bersama seperti sebelumnya. Pada saat ini, keduanya tertawa lepas. Semua rasa canggung dan kesalahpahaman berubah menjadi asap dan menghilang seketika.
"Betul juga! Kamu kan sudah menganggapku seperti saudara juga. Tidak mungkin kamu menyukaiku, itu akan terasa sangat aneh."
