Chereads / Nikah Kontrak : Kejutan Sang CEO / Chapter 2 - Sebuah kesepakatan?

Chapter 2 - Sebuah kesepakatan?

Telapak tangan Sandra dapat merasakan otot dada yang sangat berkembang dan kulit halus pria yang ada di hadapannya. Tanpa ia sadari, perasaan kagum Sandra terlihat jelas dari raut wajahnya. Ketika sadar, ia lantas merasa sangat malu dan dengan cepat menarik tangannya sambil berteriak: "Lepaskan pakaianmu dengan cepat!"

Nico tertawa kecil penuh kemenangan. Ia melepas pakaiannya dan melemparkannya ke tempat tidur. ISandra pun mulai mulai merawat lukanya.

"Luka tusukannya cukup dalam. Aku bisa mengobatinya tapi akan terasa sedikit sakit, jadi tahan saja ya."

Meskipun telah belajar keperawatan, ini adalah pertama kalinya Sandra menangani cedera pasien. Ia sedikit gugup tapi mencoba sebisa mungkin merawat pria aneh yang saat ini menjadi pasiennya.

Nico terlihat cukup tenang. Ia duduk dengan tegak, seperti tentara yang gigih, rasa sakit di tubuhnya tidak cukup untuk mengalahkannya. Namun gadis ini membuatnya cukup penasaran.

"Siapa namamu?", tanya Nico memecah keheningan.

Sandra yang sedang berkonsentrasi penuh tidak peduli apa yang dia tanyakan, jadi dia hanya menjawab dengan singkat.

"Sandra."

Nico mengangguk, dan bertanya lagi: "Berapa umurmu?"

"Delapan belas."

Masih muda sekali. Nico pun mempertanyakan takdirnya yang tidak biasa malam ini. Tiba-tiba dipertemukan dengan dengan seorang gadis yang menarik, yang juga masih sangat muda. Ia kemudian melihat sekeliling ruangan kamar, dan dirinya menyadari sesuatu.

"Apakah kamu menunggu seseorang?", Nico mengkonfirmasi firasatnya.

Seorang gadis semuda ini yang tidak pulang pada malam hari, berbaring di ranjang hotel bintang lima tanpa sehelai pakaian, sedang menunggu seorang pria?

Dahi Nico berkerut dan hatinya sedikit merasakan sakit, dia seakan cemburu pada pria yang sedang ditunggu oleh gadis itu.

Melihat raut wajah Nico yang terlihat khawatir, Sandra pun mulai mengeluh di depan lelaki itu.

"Keluargaku sedang dalam kesulitan. Aku dikirim oleh keluargaku kemari untuk bertemu dengan seorang pria kaya agar ia bersedia melunasi hutang kami."

Jawaban yang memilukan itu membuat Nico menjadi lebih penasaran. Apakah dia benar-benar mau mengorbankan dirinya sendiri untuk melunasi hutang?

"Nasibku memang buruk bisa memiliki ibu tiri yang begitu mengerikan hingga mengirimku kemari"

Tanpa sadar, keluh kesah tentang keluarganya terus mengalir keluar dari mulut Sandra. Ia seakan lupa bahwa saat ini ia sedang berbicara dengan orang asing. Apakah ini saat yang tepat untuk menceritakan tentang kisah pribadi kepada orang yang baru pertama kali ditemuinya?

"Kamu sangat berharga. Kenapa mau mengotori dirimu sendiri hanya untuk melunasi hutang?", kata-kata itu keluar dari mulut Nico begitu saja.

Sandra memutar matanya dengan marah: "Hei! Pertanyaan macam apa itu? Kamu tidak punya hati nurani?", gadis itu menatap Nico dengan matanya yang melebar. Ia mengikat kain kasa di lengan pria itu dengan cepat dan kuat, membuat Nico meringis kesakitan.

Sambil menahan rasa sakit, sebuah ide muncul terlintas di kepala Nico. Orang-orang yang mengejar dan ingin membunuhnya tidak akan menyerah begitu saja. Dengan kepintaran Nico, tidak sulit menebak siapa yang sedang mengincarnya. Lebih baik mengambil kesempatan untuk bersembunyi di kegelapan dan menarik orang-orang itu keluar satu per satu.

"Bagaimana kalau membuat kesepakatan?", Nico memulai pembicaraan, sambil melipat tangan dan duduk di tepi tempat tidur dengan berlagak seperti seorang bos mafia.

"Kesepakatan apa? Dan apa untungnya buatku?", Sandra tidak percaya bahwa pria yang tengah melarikan diri dari kejaran preman, benar-benar mampu membantunya melunasi hutang keluarga. Hutang puluhan milyar jumlahnya! Uang sebanyak itu bisa memenuhi setengah ruangan ini! Bagaimana cara ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat?

"Bagaimana kalau kamu menjadi pelayan pribadiku dan akan aku akan membayarmu dengan jumlah uang yang sangat banyak setiap jamnya? ", ujar Nico sambil tersenyum.

Dibayar per jam? Untuk menjadi pelayan pribadi pria itu? Sandra memutar matanya lagi, bagaimanapun juga dia ini masih merupakan putri kedua dari keluarga Hartono yang terhormat. Dia telah dimanja sejak kecil, memiliki puluhan pelayan di yang selalu siap melayaninya selama dua puluh empat jam. Bagaimana dia bisa melayani orang lain? Tapi sejak keluarganya bangkrut, saat ini mendapatkan uang adalah segalanya bagi Sandra. Jika pria di hadapannya saat ini bisa mengeluarkannya dari lilitan hutang, Sandra Hartono tidak akan menolak, haha!

Dengan cepat dan penuh perhitungan, Sandra memikirkan berapa banyak dia harus dibayar dalam satu jam jika dia ingin mendapatkan puluhan milyar dalam satu bulan. Sejumlah besar angka mengalir dengan cepat di benaknya.

"Satu juta per jam?", Nico mengangkat jari telunjuknya.

Satu juta per jam, dua puluh empat jam sehari, itu masih dua puluh empat juta dalam sehari. Itu sama dengan 720 juta selama satu bulan. Masih sangat jauh dari total hutang keluarganya!

"Dua juta?" Nico meningkatkan penawarannya.

Dua juta? Artinya 48 juta dalam sehari, berarti satu bulannya....ah tidak masih belum cukup! Sandra tenggelam dalam angka.

"Tiga juta?", tawar Nico mencoba mendapatkan perhatian penuh dari Sandra, "Lima juta?"

Sandra masih menggumam bermain dengan angka di kepalanya.

"Sepuluh juta? Ambil atau tidak sama sekali", nada suara Nico terdengar seperti pembawa acara Quiz di televisi.

Mendengar angka itu, Sandra buru-buru bergegas ke depan Nico, dan memakaikan kemeja untuknya, bertingkah seperti pelayan yang patuh.

"Baiklah! Beri aku sepuluh juta dalam satu jam, hehe, kamu tidak akan menyesal", Sandra tersenyum dan menatap pria jangkung itu. Dia tidak pernah berpikir apakah dia sedang dibohongi, juga tidak memikirkan apakah dia benar-benar bisa mendapatkan uang, seolah-olah kepercayaan itu sudah ada sejak mereka bertemu.

Nico mengangguk dan membiarkan gadis itu mengganti pakaiannya dengan sedikit kesulitan karena perbedaan tinggi mereka yang cukup jauh.

"Oke, selesai!", Sandra memandang Nico yang telah mengenakan pakaian.

Namun Nico menyadari sesuatu. Kerah kemejanya tidak mengarah keluar, bahkan kancingnya salah, membuat panjang lengannya di satu sisi dan pendek di sisi lain. Apakah ini bisa disebut melayani dengan benar?

"Selesai?", Nico mengibaskan lengan bajunya yang panjang sebelah tanpa daya.

Melihat kecerobohannya, Sandra menopang dagunya dengan satu tangan dan tampak berpikir: "Sepertinya ada yang salah? Haha maafkan aku"

.......

Di luar hotel...

Sandra menyelinap di belakang Nico yang tinggi, sembari melihat sekeliling dan mengendap-endap seperti pencuri. Setelah memastikan bahwa orang-orang yang mengejar Nico tidak ada di sana, Sandra dengan cepat menghentikan taksi dan memasukkan lelaki itu ke dalamnya.

"Mau kemana?" Tanya supir taxi dengan ramah.

Sandra meletakkan kedua tangannya di atas lututnya dan menari dengan riang dengan jari-jarinya. Dia sangat bersemangat karena ini pertama kalinya ia menjadi pekerja paruh waktu! Selain itu dia adalah pekerja paruh waktu termahal di dunia, haha!

"Di mana rumahmu?" Sandra mengedipkan matanya yang besar dan menatap 'tuan-nya' itu dengan penuh harap.

Dilihat dari pakaian dan sikapnya, dia pasti orang dengan status sosial yang tinggi. Ia pasti tinggal di sebuah mansion atau bahkan kastil!

"Kita pergi ke rumahmu," jawab Nico dengan singkat. Ia berpikir bahwa menunjukkan keberadaannya bisa menjadi sangat berbahaya selama ia belum bisa memastikan penghianat yang mengincarnya. Pilihan paling tepat adalah tinggal di rumah gadis itu untuk jangka waktu tertentu.

"Apa katamu?", Sandra khawatir dan merasa tertipu.

Apa jangan-jangan pria ini tunawisma?!

Tunggu sebentar, Sandra menepuk kedua pipinya sendiri! Saat ini ia mulai bisa berpikir dengan jernih tanpa diusik oleh perhitungan angka-angka. Pria ini dari awal benar-benar sangat mencurigakan. Di kejar oleh banyak preman, bukankah itu artinya dia seorang pembuat onar? Kalau Sandra terlihat bersama dengan pria ini, bisa saja dia juga akan diburu!

Sandra dengan cepat menjaga jarak dari Nico, menempelkan punggungnya ke sudut dengan tatapan penuh curiga.

...........