"Lupakan Via! Dia sudah bahagia dengan pernikahannya. Kau lihat sendiri bukan tuan Elang berbicara dan menatap Via itu sangat berbeda saat bersama kita. Kau tak lihat tuan Elang juga mau diminta untuk membantu menidurkan buah hati mereka berdua. Jangan pernah mencoba mencari celah atau jadi duri di antara mereka. Biarkan Via bahagia dengan kehidupannya dan kau cari kebahagianmu mulai sekarang" bisik Fajar dengan tegas.
Bima yang mendengar sahabatnya memberikan nasehat kembali menatap ke arah sahabatnya. Bima tidak membenarkan maupun menyalahkan apa yang Fajar katakan dirinya paham betul maksudnya. Dirinya mencoba berpikir dan membandingkan dirinya dengan tuan Elang.
"Apakah diriku akan bersikap sama atau berbeda dengan tuan Elang? Apa dirinya akan lebih sabar dan lembut dari tuan Elang?" batin Bima terjadi pergolakan.
"Ekhmmm… " terdengar suara deheman dari seseorang.