Bert melihat penampilan Lisa..
Saat Bert melihat Lisa menari, Dia berkata dalam benaknya "Kau sangat mirip denganya"
Bert menatapnya dengan perasaan hangat, Dia merasakan perasaan rindu seperti sudah lama tidak melihat ini.
Saat melihat Lisa menari, Bert teringat dengan Istrinya/Ibu Lisa, bahwa Lisa sangat mirip dengan Ibunya. Ibu Lisa bernama Anna. Dia teringat momen pertemuannya dengan Anna, ialah saat Bert melihat Anna menari. Dan sekarang, Lisa menari dihadapannya seolah Anna juga ada disana. Di saat ini, Bert merasakan bahwa Anna sebenarnya selalu ada bersama mereka. Bert tersenyum dan meneteskan air mata.
"wow Bert, putrimu berbakat" puji Billy menoleh kearah Bert
Billy terkejut melihat Bert yang matanya basah "....Bert ? kau menangis ?"
Bert mengusap-usap matanya "Akh tidak, mataku kelilipan" ucap Bert
"Hmm ?" Billy memperhatikan Bert. Sedangkan Carl yang melihat Bert, mengetahui bahwa Bert sebenarnya sedang menangis. Carl memahami Bert yang mungkin sedang terharu melihat Lisa tampil dengan menawan. Kemudian Carl mengalihkan pembicaraan kepada Billy.
"Bil, penampilannya sudah selesai. Ayo beri sorakan pada Lisa" ucap Carl
"ah ! Iya. Heei Lisa..! kau hebat !" teriak Bert kepada Lisa
Lisa mendengarnya dan menoleh kearah mereka. Dia tersenyum dan melambaikan tangan.
Melihat senyuman Lisa yang cerah, Bert berhenti mengusap matanya dan membalas Lisa dengan senyuman lebar.
....
Karena pertunjukkan telah selesai, para penari berkumpul dan berencana untuk menikmati festival.
Tetapi Lisa ingin bersama Ayahnya. Lisa berkata kepada Kissa
"Nyonya Kissa"
Kissa menoleh dan berkata "Panggil saja Kissa" ucapnya dengan senyuman
"ah.. umm.. Kissa" kata Lisa
"Ya ?" Kissa tersenyum
"Kalian nikmati saja festival ini, Aku sudah berjanji dengan Ayah dan tuan Billy untuk bersama-sama"
"Begitukah ? Baiklah" ucap Kissa
Kemudian penari lain mendengar bahwa Lisa ingin pergi, Dia bertanya dengan bahasa kuno [ Lisa ? Kau tidak pergi bersama kami ?]
Lisa menjawab "[Maafkan aku, Aku sudah berjanji dengan Ayah. Aku akan pergi denganya]" jawab Lisa
"[mmm... sayang sekali]" ucap penari itu.
Kemudian Kissa berkata "[tidak apa-apa, kita masih bisa melakukannya dilain waktu].
Lisa bingung dengan pernyataan itu ".....?".
"[Kissa ayo kita pergi]" ucap penari lain yang tidak sabar untuk menikmati festival.
"Lisa, kau bisa pergi sendiri mencari Ayahmu ?" ucap Kissa yang tidak bisa mengantarnya.
"Iya, Tidak usah khawatirkan aku. Bersenang-senanglah" ucap Lisa dengan tersenyum.
"Oke. Bersenang-senang juga" jawab Kissa dengan senyuman.
Kemudian mereka berpisah dan pergi menuju arah masing-masing.
Lisa berjalan dengan berdesak-desakan karena jalanan di sana di penuhi banyak orang. Lalu dia tidak sengaja menyenggol seseorang yang berpapasan denganya. Lisa menoleh dan menunduk ke orang itu untuk meminta maaf. Setelah itu, Dia berbalik dan lanjut berjalan, tetapi tiba-tiba orang itu menarik tangannya. Lisa terkejut dan berpaling. Seorang pria besar membawa botol dan sedang mabuk memegang tangannya dengan keras.
Pria itu menarik tangan Lisa dan mendekatkan wajah merahnya "Hei gadis cantik, kau mau pergi kemana ?"
Lisa terkejut. Pria itu berbau alkohol. Spontan Lisa menutup hidungnya dan berusaha melepaskan tangannya. Tetapi pria itu lebih menekan genggamannya hingga membuat Lisa kesakitan.
"Akh !" teriak Lisa
"hei gadis cantik, temani aku sebentar" pria itu bersikeras tidak melepaskan Lisa.
Lisa sangat tidak suka dengan situasi ini. Dia mencoba melawan dengan menendangnya. Tiba-tiba, muncul dua orang berjubah memukul pria itu dari belakang dan melepaskan genggamannya.
Lisa terkejut, Dia menatap dua orang itu muncul entah dari mana. Dan pria besar telah terkapar di tanah. Banyak orang di sekitar yang menyaksikannya. Kemudian orang berjubah itu mendekati Lisa dan berbisik.
"Maaf, kita akan ke tempat yang agak sepi" kata orang itu sambil memegang tangan Lisa dan membawanya pergi
Lisa berlari mengikuti orang itu, dan Lisa melihat satu orang lagi berada di belakang mengikutinya. Mereka menuju gang sempit yang tidak banyak di lewati orang. Lisa terengah-engah karena berlari dengan cepat. Kemudian menatap dua orang asing tadi dengan wajah khawatir.
"Kalian siapa ?" tanya Lisa
Dua orang itu melepaskan tudung jubahnya dan memperlihatkan wajah mereka. Lisa melihat wajah yang tak asing. Mereka adalah pria berambut emas dan hitam yang Lisa temui pagi ini. Ya, mereka adalah Zayden dan Niel. Lisa masih mengingat wajah mereka.
"Ah, kalian adalah pengawal waktu di taman itu ?" ucap Lisa.
Zayden tersenyum dan menjawab "Iya". Sedangkan Niel hanya diam.
Lisa terpesona melihat senyuman Zayden. Saat di taman, Zayden tidak tersenyum. Jadi Lisa pikir bahwa ini pertama kalinya melihat senyuman Zayden. Kemudian Lisa melirik ke arah Niel. Menurut Lisa, Niel sangat pendiam. Dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Dengan Niel yang tidak beruara, suasana mereka pun menjadi canggung. Zayden tidak tahu harus berkata apa. Padahal Dia yang beriniat untuk mengikuti Lisa. Walau Dia juga berniat bisa berbicara dengannya, tetapi dengan situasi tak terduga tadi, Lisa yang dalam bahaya, mau tidak mau Dia harus menolongnya dan membawanya kesini tanpa persiapan. Zayden gugup dan menjadi salah tingkah di depan Lisa. Zayden tidak tahu harus memulai percakapan apa.
Lalu Lisa membuka percakapan dengan berkata "ah, untuk yang tadi.. terimakasih banyak telah menolongku" Lisa membungkuk.
Zayden melihat Lisa dan menjawab "tidak apa-apa. Kami tidak bisa membiarkan seorang gadis dalam kesulitan".
Lisa melihat mereka, dan teringat perkataan Myra bahwa mereka adalah pengawal Istana seperti Billy. Kemudian Lisa mengira bahwa mereka sedang menjalankan tugas. Lisa berkata "Apakah kalian sedang bertugas menjaga kemanan Kota ?".
Zayden terkejut, Lisa masih mengira mereka adalah pengawal. "ah.. i.. iya.. hehe" jawabnya.
Lisa sangat berterimakasih dan beranggapan para pengawal menjalankan tugas mereka dengan baik. Sekali lagi Lisa mengucapkan "terimakasih" dan membungkuk.
Niel memperhatikan Lisa dan berkata di dalam benaknya "dia sering membungkuk dan banyak mengucapkan terimakasih".
"dan untuk pagi ini. terimakasih telah membawaku ke ruang kesehatan. Myra mmeberitahuku begitu" ucap Lisa
"I..iya tidak apa. Salah kami juga yang tiba-tiba menyerangmu" ucap Zayden
Lisa membawa pembahasan insiden pagi tadi, wajah Niel menjadi jutek. Zayden menyenggol Niel menyuruhnya untuk berkata sesuatu juga.
Niel menatap Lisa dan berucap "Untuk kejadian pagi tadi adalah kesalahanku. Aku minta maaf" kata Niel dengan menunduk.
Lisa berpikir bahwa Niel ternyata yang sopan. Dia mengakui kesalahnnya dan meminta maaf kepadanya yang hanya orang biasa. Lisa berpikir Niel bisa bersikap baik. Lisa lega mengetahui mereka bukan orang jahat. Lisa membalas ucapan itu dengan senyuman lebarnya dan berkata "Tidak apa-apa tuan"
Niel dan Zayden terpesona melihat senyuman Lisa. Mereka telah melihatnya saat penampilan tari tadi. Tetapi tidak dengan melihat senyumannya sedekat ini. Niel tersipu dan berpaling. Zayden tertawa kecil melihat Niel yang tersipu. Tidak biasanya Niel mengeluarkan ekspresi seperti itu. Sedangkan Lisa bingung kenapa Zayden tertawa.
Zayden melihat Lisa yang kebingungan perlahan menghentikan tawanya dan berkata "Uhmm.. Nama mu Lisa kan ?"
Lisa terkejut, Zayden bisa mengetahui namanya "Iya tuan. Bagaimana tuan bisa tahu ?"
"Myra yang memberitahuku" jawab Zayden dengan tersenyum
"Ah, begitu... Jika tuan, nama tuan siapa ?" tanya Lisa kepada Zay
"Panggil saja aku Zay" jawab Zayden
Niel terkejut dan kelepasan berucap "Pa..." Niel keberatan dengan Zayden. Niel merasa bahwa tidak pantas untuk orang tingkat rendah memanggil nama panggilanya.
"Ssst..." Zayden memberikan kode ke Niel, tanda harus mengikutinya.
Lisa menoleh kearah Niel dan bertanya "Jika tuan, nama tuan siapa ?".
Niel nampak keberatan membertahunya, lalu Lisa lanjut berkata "Jika tuan tidak keberatan"
"el" ucapnya
Lisa tersenyum, karena Niel mau memberitahukan namanya. Dan Zayden Lega bahwa Niel mau menurutinya.
"Setelah ini kamu mau pergi kemana ?" tanya Zayden kepada Lisa
"Aku ingin menemui Ayahku" jawab Lisa
Zayden pikir itu adalah Bert. "Baiklah kami akan menemanimu" ucapnya
Niel kaget, tiba-tiba Dia harus menemani Lisa. Niel nampak keberatan.
"Tidak usah, akan sangat merepotkan bagi kalian" kata Lisa
"Tidak apa. Agar kejadian tadi tidak terulang lagi. Lagipula sudah tugas kami menjaga kemanan warga" jawab Zayden
Lisa terharu mendengarnya "Ah, tapi...." Lisa yang melirik Niel karena Dia tidak ingin merepotkan seseorang. Kemudian Zayden menyenggol Niel, memberikan kode agar Dia mau menemani Lisa.
"Baiklah kami akan menemanimu" ucap Niel
"Te.. terimakasih banyak" ucap Lisa dengan membungkuk. Kemudian mereka pergi
Sebelum mereka pergi, Zayden menghentikan Lisa "Tunggu" ucapnya
Lisa berbalik, dan tiba-tiba Zayden melepaskan jubahnya dan memakaikannya kepada Lisa, lalu menutupi kepala Lisa dengan tudung jubah itu.
"Ah....." Lisa terkejut. Lisa mendongak ke atas melihat Zayden yang berjarak dekat dengannya
Zayden melihat Lisa dan tersenyum "Akan jadi masalah bila kau berkeliaran dengan pakaian seperti itu"
Lisa terpesona dengan senyuman Zayden. Dan dia merasa Zayden adalah orang yang perhatian. Dengan wajah tersipu itu Lisa berkata "Terimakasih tuan".
Kamudian mereka berjalan, Lisa dan Zayden di depan, sedangkan Niel di belakang mereka. Sebelum mereka keluar dari gang itu, Niel merasakan hawa keberadaan seseorang yang mengawasi mereka dari ujung gang yang berlawanan. Niel menoleh kebelakang, tetapi tidak ada siapapun. Niel merasa ada yang aneh. Zayden melihat Niel dan berkata "Ada apa ?"
"Tidak ada" Niel berbalik dan melanjutkan perjalanan.
Sementara mereka telah keluar dari gang. Muncul seseorang yang jauh dibelakang mereka. Dia pergi mengikuti Lisa, Zayden dan Niel.
*