Rizka menatap bingung ponselnya hingga malam Althar belum juga menghubungi dirinya. Sandy sudah pergi dengan teman-teman yang lain dan Zio sedang kembali dulu ke kamarnya. Entah bagaimana Althar bisa percaya dengan Zio padahal sebelumnya tiak seperti ini.
Rizka memang tipe perempuan yang akan bawel dan ceria dengan teman tapi lain hal apabila dengan pasangan. Ia akan mudah sekali menunggu seperti ini sewaktu-waktu. Semua tergantung mood dan kondsi saja. Ia menatap tab dan tentang materi perkuliahannya dengan fokus berusaha mengalihkan dirinya.
Tok..tok..tok..
Pintu di ketuk dari luar membuat Rizka menoleh, kalau memang itu Zio harusnya ia bisa langsung masuk. Karena tadi ia meminta kartu akses lagi untuk Zio.
Tok..tok..
"Iya sebentar" katanya.
Lalu Rizka mencoba bangun dan jalan perlahan menuju pintu kamar hotelnya. Sedikit masih sakit memang karena pergelangan kakinya sudah bengkak.
Ceklek.