Rafka mendekat mengusap air mata Rikza, sudah berapa banyak air mata yang jatuh hanya karena ulah dirinya. Rizka bahkan sampai menahan napas karena sikap Rafka yang emmang dari dulu tidk bisa jahat dnegan perempuan.
"Gue yang harusnya minta maaf, gak peka sama apa yang lorasain wkatu itu" kata Rafka memulai percakapan mereka tentang ams alalu.
"Harusnya gue jujur" kata Rizka dnegan lirih.
"Bukan salah lo Riz, harusnya gue peka dan menankan alsan lo kenapa terus nanya cita-cita gue. Gue gak jauh pikir kalau om Farhan butuh penerus. Harusnya gue tahu itu dari awal, lo anak tunggal dan om Farhan butuh orang untuk melimpahkan tanggung jawab dia sebagai pendiri Pradip Company" jelas Rafka.
"Maaf gue gak ad adi samping lo saaat terpuruk" kata Rizka memberankan diri menatap Rafka dengan air mata yang semakin deras.
"Udah lewat Riz, rasanya emang sakit banget kalau boleh jujur" kata Rafka mengingat lagi kejdian setahun yang lalu itu.