Rizka menyandarkan kepalanya di Pundak Althar, suasana di sana mulai ramai karena sudah semakin pagi. Althar yang peka langsung merangkul Pundak Rizka lalu di cium kening Rizka dengan sayang. Rasanya moment seperti ini tidak ia dapatkan saat menjalani hubungan Rafka. Perahtian kecil yang kadang membuat hatinya menghangat sekali.
Mencoba menutup mata sambil menunggu matahari terlihat, Althar tidak banyak bicara karena memang keadaan seperti ini yang ia inginkan. Pukul setengah 5 pagi, ada cukup banyak yang keluar dari dalam tenda karena menunggu sunrise.
Bintang yang tadinya banyak sekali seakarang lama kelamaan memudar berganti dengan langut yang berwarna jingga. Semua orang yang datang ke sini pasti inngin melihat matahari terbit. Althar mengusap kepala Rizka pelan agar ia bangun dengan keadaan tidak langsung terkaget.
