Apapun nanti rintangannya , jangan utamakan emosi
◽◽◽
Daniel berdiri tepat didepan pintu rumah Dania. Dia tahu Dania kembali ke rumahnya dari anak buahnya. Ia sudah meyakinkan dirinya kalau dia harus bergerak cepat sebelum semuanya terlambat. Dengan gugup ia memencet bell dipintu rumah Dania. Setelah menekan bell beberapa kali ada suara yang menyautinya dari dalam.
"Iya sebentar"
Hitungan 10 detik pintu itu terbuka, muncul wajah Dania yang berkeringat dan celemek berwarna biru muda ditubuhnya. Ia membulatkan matanya tidak percaya dengan apa dia lihat sekarang ini.
"Daniel? " ucapnya pelan.
Lagi, jantungnya berdebar melebihi ritme. Padahal sebelumnya ia tidak pernah merasakannya lagi.
"Tahu dari mana lo gue balik lagi kerumah? " tanya Dania.
Daniel diam tidak menjawab.
"Yaudah kalau gak mau jawab dan gak ada keperluan mending lo balik " kata Dania
Sebelum sempat Dania menutup rapat pintunya, tangan Daniel mencegahnya.
"Tunggu" ucapnya tegas.