Jelang pagi di tahun baru, Nina merasa ketenangan dalam tidurnya terusik. Sesuatu yang lembut, kenyal, hangat, dan basah mendarat beberapa kali di bahunya, berpindah ke tempat lainnya. Tak hanya itu, sebuah tangan besar dengan nakalnya mulai memainkan bagian tubuhnya yang sensitif. Seketika itu, Nina membuka matanya. Menoleh ke belakang. Tampak lelaki rupawan di hadapannya. Tersenyum.
"Good morning, My love." Keenan kembali mengecup bahu Nina. Menaikan hasratnya.
"Keenan, ini masih terlalu pagi."
"Justru itu, aku ingin menikmati ini dengan baik. Sebelum aku kembali ke Amerika." Nina terdiam sesaat, mengingat kejadian semalam, yang membuat hatinya nyeri.
Tiba-tiba saja, Nina merasakan Keenan mulai bermain-main di bawah sana. Memberikan pelayanannya, makanan pembuka, sebelum menu utama.
Dan, di pagi itu Nina sudah berkali-kali mendapatkan ekstasinya. Ditutup dengan perasaan yang menghangat di hatinya. Keenan tidak lagi menyebut nama mendiang istrinya.