"Jangan bilang, kalau Daddy mendukung cinta anehku, Dad! Karena itu rasanya terlalu aneh!" Angga tertawa terbahak. Sementara Kevin menatap curiga ayahnya.
"Kamu pengen tahu?" Kevin menatap Angga tidak percaya.
"Memang boleh, Kevin tetep suka sama bu Tania?" Pertanyaan yang sejak dahulu ditahannya, kini dikeluarkan begitu saja. Kevin berpikir, mungkin Angga bisa membantunya.
"Gak ada yang larang, kok. Silahkan saja. Tapi ...."
"Nah, kan, ada tapinya," Kevin langsung memotong ucapan Angga.
"Selalu ada tapi. Andai Kevin mau bersabar, menunggu hingga beberapa tahun ke depan." Angga menatap Kevin sambil tersenyum.
"Cinta butuh perjuangan. Kalau Kevin yakin dengan perasaan Kevin, belajar yang giat, lulus kuliah, bekerja, dan jika bu Tania masih sendiri, Kevin bisa langsung melamarnya." Perkataan Angga membuat Kevin tertegun. Berhitung dalam hati.