Kabar Bayu, papanya yang akan melakukan transplantasi sumsum tulang belakang, membawa Keenan kembali ke masa lalu. Hampir enam tahun lalu.
Wajah-wajah murung yang Keenan dapati dari orang-orang di sana, terpampang nyata dalam ingatannya, kembali memberinya perasaan tidak nyaman. Ia ingat, setengah berlari, Keenan menuju ruang rawat inap papanya, namun langkahnya dihentikan oleh opa Darwin.
Keenan lalu mencoba berontak, hampir saja ia melukai opanya jika Angga tidak ikut membantu menahannya. Perasaannya kacau saat itu.
"Papa! Papa!" teriak Keenan.
"Ssst .... tenang Ki," ucap Angga, masih menahan tubuh Keenan agar tidak menerjang masuk ke dalam ruang rawat inap.
Para tim medis sedang berjuang menyelamatkan Bayu yang tiba-tiba tidak sadarkan diri kembali, setelah beberapa saat sempat siuman.
Asha pun ikut menenangkan Keenan. Dipeluknya erat putra sulungnya itu. Keenan menangis tergugu. Berbagai perasaan bercampur aduk di dalam hatinya, marah, menyesal, benci, rindu, cinta.
