"Selamat pagi, Ratuku. Willkommen in Berlin, Madam," sambut Angga, saat melihat kelopak mata Asha mulai bergerak membuka memperlihatkan iris matanya yang hitam kecoklatan.
"Udah nyampe?" Asha mengusap matanya. Angga mengangguk sebagai jawaban. Dan memberinya morning kiss, seperti yang biasa ia lakukan
"Angga ...," Suara Asha terdengar malas.
"Kita di kelas satu, Sayang. Gak ada yang liat. Kenapa, sih, masih aja malu." Angga mulai bersiap-siap.
"Karena kita menganut adat ketimuran, Angga. Tidak sopan bermesraan di tempat umum." Asha menguap, dan langsung menutup mulutnya.
"Sepertinya, lain kali kita terbang, pakai pesawat pribadi aja, ya. Biar kamu gak protes kalau aku cium." Angga otomatis kembali mendapat cubitan di pinggangnya.
"Kamu masih ngantuk, Sayang?" Angga merapikan rambut Asha yang menutupi sebagian wajahnya. Menyelipkannya di telinganya. Asha baru saja hendak memejamkan matanya kembali.