Setelah kegiatan membuat air hangat tersebut selesai. Gevan menghampiri Rain yang tiduran di sofa, ketika ia sampai di depan Rain, ia melihat pemandangan yang tidak biasa, ia terdiam mematung berdiri di tempatnya sambil menatap kedepan tanpa berkedip.
Dilihatnya Rain yang sudah tertidur pulas dengan seulas senyum di wajahnya. Raut wajah yang begitu tenang menambah aura kecantikannya. Bagaimana ini? ia jadi tidak tega membangunkannya. Namun jika tidak dibangunkan Rain jadi tidak mandi. Arghh! ia bingung harus berbuat apa. Sepertinya ia memang harus membangunkan Rain dengan pelan agar tidak terkejut.
Gevan mensejajarkan dirinya dengan berjongkok di samping sofa, dan menepuk - nepuk pipi Rain perlahan membangunkannya. Terlihat Rain yang sedikit terganggu dengan tepukan halus di pipinya itu, ia menggeliat sebentar, lalu membuka matanya perlahan. Akhirnya Rain bangun dari tidur singkatnya, pikir Gevan dalam hati.