"Aku gak marah Rain. Aku gak pernah marah. Hanya saja aku memang tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini. Sebaiknya kita sahabatan saja, sebaiknya kita tidak usah pacaran saja." ucap Gevan pura - pura sedih, nyatanya Gevan sudah tidak sanggup untuk tidak tersenyum. Gevan mati - matian menahan senyumnya agar tidak terbit. Seru juga jika membuat Rain se-takut ini. Apakah sekarang ia sudah boleh yakin kalau Rain memang benar menyayanginya dan mencintainya?
"Kenapa gitu sih Gevan?" tanya Rain dengan wajah murungnya. Kenapa segala ketakutannya harus benar - benar terjadi? Kenapa Tuhan begitu tega memberikannya cobaan? Rain hanya ingin bahagia. Dan kebahagiaan Rain ada pada Gevan, namun dengan kejamnya Tuhan juga merenggut satu - satunya kebahagiannya. Kenapa tidak ada sedikit pun rasa bahagia yang bisa bertahan dihidupnya?