***
Ana berjalan dengan santai mendekati kami, wajahnya nampak penuh dengan amarah tapi dia menghiasi wajahnya itu dengan senyuman, perpaduan antara ekspresi marah dengan senyuman menghasilkan wajah yang sangat mengerikan.
"Astaga adikku, kenapa kau memotong lengannya?"
"Memangnya tidak boleh kak?"
"Tentu saja tidak, seharusnya yang kau potong adalah..."
Dengan cepat Ana menggerakkan tangannya kearah kelamin pria itu, dan saat itu juga aku melihat alat reproduksi itu jatuh kelantai.
"Aaaa!!!! Burungku!"
"Seharunya yang kau potong adalah itunya, dengan begitu dia tidak bisa mengganggu kak Aika lagi."
"Anak biadab! Akan kubunuh kalian!"
Pria itu berlari mendekati Ana, namun Ana hanya tersenyum dengan pergerakan orang itu. Lalu secara tiba-tiba, ada banyak sekali dahal kayu yang melilit tubuh orang itu, salah satunya ada dilehernya dan satu lagi ada di depan dadanya.
"Hei hei paman, jangan berpikir kalau kami ini lemah."
"Kami adalah anak dari pasangan kuat."