Chereads / G.X New Impact / Chapter 6 - PARTNER

Chapter 6 - PARTNER

Beberapa hari setelah malam itu, aku tetap melanjutkan kegiatan keseharianku. Mulai dari membantu Lilith dalam perkerjaan rumah, berangkat ke kantor departemen, membantu beberapa pekerjaan kantor, dan berbagai hal lainnya. Semua kulakukan seringan mungkin sampai lukaku benar-benar sembuh.

Setelah lukaku sembuh, aku langsung memenuhi janjiku pada Tree untuk menemuinya di ruangannya. Ruangan Tree ada di lantai 2 gedung Departemen ini, ruangan yang terbilang biasa namun sangat penting dalam berbagai kondisi. Ruangan itu adalah ruang kesehatan, terdapat beberapa tempat tidur beserta perlengkapan yang sama persis seperti rumah sakit. Di dalamnya ada sebuah pintu yang bertuliskan "ruang kepala kesehatan", sudah bisa dipastikan kalau didalamnya ada Tree yang sedang menungguku. Namun sedari tadi ada semacam bau yang tidak asing yang menjadi perhatianku, arah baunya ada di balik pintu ini.

"Permisi, Tree apa kau ada di dalam?"

"Oh, masuk saja Snow aku tidak menguncinya."

Begitu masuk, kesanku terhadap ruangan ini adalah putih, seputih kamar rumah sakit semakin yang menjadi-jadi. Ya, karena ruang kepala kesehatan ini berisikan asap putih dan tebal. Saking tebalnya aku harus berkali-kali mengibaskan tanganku, Tree terlihat sedang bersandar pada jendela kecil di ruangannya sambil terus-menerus menghirup gulungan tembakau itu.

"Jadi kau sumber bau ini."

Aku mengatakannya sambil menutup hidungku, karena hidungku sangat sensitif. Tree hanya tertawa kecil lalu mematikan rokoknya, dia mempersilahkanku duduk dan mulai mengambil beberapa map dokumen di dalam lacinya. Map itu terlihat sangat tebal, bahkan ada beberapa buku tebal yang ikut dia keluarkan.

"Jadi Tree, apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

"Sebelum itu aku ingin memberitahumu mengenai tanggapan atasan mengenai laporan misimu."

Laporan misiku? Baiklah, sekarang aku mulai merasa panik. Aku takut kalau atasan akan memecatku hanya karena menulis laporan semauku, suasananya menjadi semakin canggung dengan keringat dinginku yang mulai bercucuran.

"Ada apa denganmu?"

"A... ku baik-baik saja."

Jawabanku malah membuat Tree tertawa, aku tidak tau apa yang lucu dari keringat dingin yang semakin mengucur deras ini.

"Kau tidak perlu setegang itu Snow, atasan hanya ingin aku menyampaikan kalau dia sangat suka dengan cara penulisan laporanmu. Dewan lainnya juga setuju dengan beliau, maka dari itu mereka telah memutuskan untuk menambah jangka waktu misimu yang semula 1 bulan menjadi 3 bulan, yang berarti sampai hari kelulusan sekolahmu."

"Tunggu dulu, kenapa mereka menambah jangka waktuku? Apa Night sudah tau akan hal ini?"

"Tentu saja dia tau, kalau bukan karena Nigt perpanjangan jangka waktu misimu tidak akan penah terjadi. Malah dia yang menyarankan hal itu kepada atasan."

"Lalu apa alasan dia melakukan itu?"

"Alasan pertama karena dia ingin kau bisa merasakan bangku pendidikan walau hanya sebentar, bagi Night pendidikan itu sangat penting walau hanya sekecil biji kacang. Dia sangat berharap setidaknya saat menjalankan misi kau bisa merasakan bagaimana rasanya menempuh pendidikan, rasanya mempunyai seorang teman, dan indahnya hari kelulusan kelak. Alasan kedua adalah target kita kali ini sangat misterius, tidak ada satupun data mengenai kehidupannya, tapi setelah mendepat laporanmu yang berisikan cerita mengenai keluarganya itu sedikit memberikan harapan bagi tim penyelidik dan entah kenapa Night sangat senang dengan laporanmu."

"Jadi intinya selain senang dangan laporanku, Night juga memikirkan pendidikanku begitu?"

"Bukan hanya kau saja Snow, tapi seluruh pegawai disini. Bahkan adikmu sendiri juga mendapat pembelajaran. Walaupun hanya pengetahuan dasar dan itupun yang mengajarinya hanyalah kami berdua, tapi setidaknya dia merasa sangat senang."

Tanpa sadar aku meneteskan beberapa air mata, tak pernah kusangka ternyata Night sangat peduli dengan kelangsungan masa depan kami. Aku jadi merasa sedikit menyesal karena kurang serius dengan pelajaran yang kudapatkan selama ini, bahkan aku jarang bicara pada teman sekelasku selain Jasmine, bodohnya aku ini.

"Tree terimakasih, kau dan Night sudah sangat peduli dengan kami berdua. Aku merasa sangat menyesal karena tidak serius saat di kelas, tidak banyak bicara dengan teman sekelas, dan banyak hal lainnya. Aku sangat menyesal."

"Sudah-sudah kau tidak perlu bertingkah seperti itu, terlebih lagi kau tidak pantas berterimaksih kepadaku."

Seketika aku mengingat sesuatu yang sangat penting.

"Tree! Dimana Night?! Aku tidak pernah melihatnya lagi sejak saat itu?"

"Entah apa yang dipikirkan orang itu, tiba-tiba memintaku untuk mengambil alih semua tugasnya. Yang kuingat dia bilang ingin pergi ke suatu tempat, tapi dia tidak memberitahuku mau pergi kemana. Dia juga bilang akan segera kembali."

Sudah sangat lama sejak penyerangan waktu itu, tapi Night sama sekali belum terlihat. Mungkin saja ada yang harus diurusnya, tapi kalau sampai tidak memberitahu Tree kemana ia akan pergi itu terdengar sangat aneh.

"Untuk sementara kita kesampingkan dulu itu, karena masih ada yang harus kusampaikan padamu Snow."

"Masih ada?"

"Aku akan mengajarimu cara menggunakan portal, mungkin kau sudah pernah melihat milik Night."

"Portal? Bukannya hal seperti itu sangat tidak mungkin?"

"Bukti nyata sudah kau lihat saat pertama kali bertemu dengan Night, Portal yang digunakan untuk menyimpan segala sesuatu di dalamnya itu sangat mungkin adanya. Semua didasarkan pada beberapa teori ilmuan mengenai teori tentang adanya suatu dimensi lain, tapi teori-teori tersebut sangat sulit dilakukan bahkan bisa dibilang mendekati mustahil. Tapi kita sebagai pengguna Gen-X yang bisa dibilang bukan manusia biasa dapat melakukannya, kuncinya hanya mempelajari teori molekul, ruang, dan waktu. Ditambah dengan tubuh kita ini memiliki semacam energi yang digunakan untuk memunculkan Gen-X kita, energi itu bisa dialirkan keluar tubuh dan dikumpulkan menjadi satu titik yang melebar dan membuat sebuah pintu atau Portal menuju dimensi lain. Tapi dimensi setiap orang memiliki ruang yang berbeda-beda."

Aku hanya tersenyum dan memiringkan kepalaku sebagai tanda kalau tidak ada satupun perkataannya yang ku pahami, Tree hanya menggelengkan kepalanya dan memberikan semua buku dan map yang sedari tadi ada di atas meja.

Teori molekul, teori mengenai ruang dan waktu, bahkan ada buku tentang bagaimana mengendalikan jumlah energi dalam tubuh. Dan tentu saja dia menyuruhku memahami semuanya terlebih dulu, baru Tree akan melatihku langsung.

Tree berkata kalau portal ini jauh lebih praktis untuk menyimpan senjata kami, alasannya sederhana karena ukuran senjata kami yang terbilang besar. Bahkan dia bilang kalau portal ini bisa untuk menyimpan senjata formal lain seperti pisau, senapan, bahkan bom.

Tentu saja semua senjata itu sudah biasa bagi kami, anggota departemen infinite harus selalu siap bila ada gerakan atau serangan mendadak, dimanapun dan kapanpun itu.

"Aku akan kembali lagi setelah memahami semua ini."

"Memang itu yang kuinginkan, hati-hati di jalan Snow."

***

Berangkat ke kantor hanya membawa tas kecil berisi Y-Mirai, dan sekarang aku harus membawa tumpukan buku dan map ini. Sebenarnya aku tidak masalah membawa buku berapapun, tapi yang membuatku risih sedari tadi adalah tatapan aneh orang-orang disekitarku.

Untungnya jarak kantor dan apartemenku tidak terlalu jauh, masalahnya adalah aku harus melewati halte bus di persimpangan sebelum apartemen. Ditambah sekarang adalah jam-jam sibuk, aku yakin ada banyak orang disana. aku tidak yakin bisa tahan dengan tatapan mereka.

Halte bus semakin dekat, terlihat ada seseorang yang melambai kepadaku. Karena tidak terlalu jelas aku berjalan menunduk dan melewatinya, lalu aku merasakan ada yang menarik tas punggungku. Siapa?

"Hei, tunggu dulu. Kenapa kau mengacuhkanku Snow?"

Tunggu dulu, suara ini. Dia adalah Tania, sudah sangat lama sejak terakhir kali kami bertemu.

"Oh! Halo Tania, lama tidak bertemu ya."

"Apa yang kamu bawa itu?"

Dia mengintip judul bukunya, dia sedikit tertawa kecil.

"Akhirnya kamu diminta mempelajari Portal oleh paman ya."

"Paman?"

"Ah, maaf. Yang kumaksud paman itu adalah Paman Tree, aku pernah diminta melakukan hal yang sama sepertimu, tapi aku gagal karena terlalu susah untuk memahaminya. Oh! Maafkan aku, apa kau butuh bantuan untuk membawanya?"

"Tidak perlu, ini tidak berat."

Tania juga sedang dalam perjalan menuju apartemenku, dia bilang ingin menjengukku setelah mendengar keadaanku sudah mulai pulih.

***

"Snow, Lilith kalian mau tidak ikut aku ke taman hiburan di depan stasiun?"

"Taman hiburan kak?! Aku sangat ingin kesana."

"Tania apa tidak apa-apa kalau kami ikut?"

"Tentu saja, kita akan berangkat hari minggu besok. Bagaimana?"

Lilith mengangguk hebat, lalu berlari memeluk Tania. Yah, dia sangat senang karena semenjak kami tinggal disini tidak ada satupun waktu kami habiskan untuk liburan, ini akan jadi liburan kecil yang lumayan menyenangkan. Mungkin.

"Oh ya, Tania! Apa kau tau Night sekarang ada di mana?"

"Papa? Sudah semingguan papa tidak pulang, aku malah mau bertanya pada kalian."

Bahkan tidak memberitahu keluarganya sendiri, apa yang sebenarnya dilakukan Night. Dalam waktu sesempit ini dia malah menghilang, sekarang yang bekerja di garis depan hanya aku.

Apabila ada serangan lagi, aku tidak yakin bisa menahannya. Night, dimanapun kau tolong cepatlah kembali, infinite sangat membutuhkanmu.

"Sudah ya Snow, aku pamit dulu. Aku takut mama mencariku."

"Ya, hati-hati dijalan Tania."

***

Sekarang hari minggu. Ya, ini adalah hari yang dijanjikan Tania untuk kami bertiga bertemu di taman hiburan depan stasiun. Tapi aku belum melihat tanda-tanda kalau dia sudah sampai, bahkan saat kutelpon dia tidak mengangkatnya. Aku jadi sedikit khawatir.

"Kak, kak Tania dimana ya?"

"Sebentar lagi datang, mungkin."

Aku sebenarnya dari awal ingin menjemputnya dulu baru kesini, tapi semalam dia bilang itu tidak perlu, dia bilang bisa kesini sendiri.

Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang, siapa ini? Lilith? Tapi saat ini aku sedang memegang tangannya, lalu siapa ini?

"Hayo tebak ini siapa?"

Suara ini, sangat tidak asing. Ternyata dia ya.

"Jasmine, bisa kau lepaskan tanganmu."

Dia melepaskan tangannya, lalu memelukku dari belakang.

"Lama tidak bertemu ya Snow, sedang apa kau disini?"

"Aku sedang menunggu anak orang yang menolongku dulu, dia mengajak kami berdua liburan disini. Kau sendiri sedang apa disini?"

"Aku hanya membeli beberapa kue kecil didepan stasiun, ini sangat enak. Oh ya sambil menunggu, ini kubagi kuenya untuk kalian."

Kue kecil yang manis dan hangat, benar-benar seperti Jasmine. Kami jadi tidak bosan menunggu karena ada dia disini, Jasmine menemani kami sampai pada akhirnya Tania datang.

"Snow! Lilith! Maaf aku terlambat. Siapa dia Snow? Temanmu?"

"Oh, Tania perkenalkan dia Jasmine teman sekelasku."

"Senang berkenalan denganmu namaku Tania."

"Oh ya, senang berkenalan denganmu juga."

Jasmine walaupun terlihat malu-malu tapi dia juga terlihat senang bisa berkenalan dengan orang lain, pemandangan ini terlihat sangat menyejukkan hatiku. Dua temanku saling berjabat tangan, dan tertawa bersama.

"Oh ya Snow, ayo kita segera masuk."

Tania langsung menggandeng tanganku masuk ke dalam taman hiburan, aku sempat melambai kepada Jasmine. Aku sebenarnya ingin mengajaknya, tapi tiket kami hanya 3 orang.

Saat berjalan masuk aku menuliskan pesan untuk Jasmine, aku harap dia tidak marah.

***

Sebuah pesan masuk ke dalam ponselku, dalam sekejab aku bisa tau ini dari siapa.

Maaf ya, aku janji akan mengajakmu kesini suatu saat. Hanya berdua saja, oke?

"Sungguh Snow, kau terlalu baik. Sebaiknya aku membeli beberapa tisu untuk mataku ini."

***

Kami bertiga menikmati taman hiburan yang sangat ramai ini, kami bermain berbagai macam permainan yang disediakan disini. Dari siang sampai sore kami selalu tertawa, aku sangat bersyukur bisa membuat Lilith tertawa lepas. Aku juga harus berterima kasih pada Tania nanti.

Saat kami keluar dari taman hiburan, muncul seseorang yang sudah siap menungguku. Aku selalu siap untuk menghadapi hari ini, itulah kenapa Y-MIRai selalu kubawa kemanapun aku pergi.

"Aku sudah menduga ini akan terjadi, Tania bawa Lilith ke tempat aman sekarang!"

"Baik Snow."

"Kali ini aku akan mengalahkanmu, Zero!"

Tanpa berbasa-basi dia langsung menyerangku, serangannya sedikit lemah dibandingkan hari itu. Mungkin aku bisa menang kali ini.

Saat kupikir begitu, dia mendadak menjadi sangat cepat. Walaupun serangannya lebih lemah, tapi kalau serangannya cepat dan beruntun, aku tidak bisa menyerangnya. Sial!

***

"Ini yang ke-50, tinggal 150 lagi."

"Sepertinya kau harus kembali, anak buahmu sedang dalam masalah."

"Hah?! Padahal tinggal 150 lagi."

"Kau bisa melanjutkannya nanti, disana juga ada putrimu."

"Baiklah aku akan kembali."

"Semoga kau tidak mati, Night."

"Kau pikir sedang bicara dengan siapa, aku ini Nightmare! Tidak mudah untuk membunuhku. Oh ya, aku mau membuat polusi dulu sebentar sebelum pergi."

"Kau tidak pernah berubah ya."

"Aku akan kembali lagi, partner."

"Hahaha kau ini bicara apa..."

***

"Kau tidak perlu kembali, aku selalu disini."