"emmh" aku melenguh kecil. Ketika suara alarm pagi berbunyi tepat di pukul enam,hampir setiap hari.
Aku segera meraih sendal rumahku dan berjalan keluar menuju pintu. Aku melangkan kaki pelan sambil menggeliat dan menuju kamar mandi yand ada diluar.
Menatap wajahku di cermin sekilas. Lalu membasuhnya dengan air dingin. Sensasi segar langsung menerpa kulit wajahku. Lalu aku menggosok gigi dan menatap wajahku lagi.
"Kau tetap cantik Lexie Natalie Hudson meskipun baru bangun tidur." Gumamku pada diriku sendiri. Dan menuju pantry.
"Mari kita lihat, apa yang kita masak pagi ini" membuka kulkas dan ya ada beberapa potong bacon, jamur dan tentunya sebotol susu.
Aku hanya memasak yang ringan saja. Memanaskan bacon di pan, menumis jamur dengan sedikit margarin dan menghangatkan susu tadi.
"Kau mengagetkanku" seruku pada seseorang yang kini tengah duduj di meja tak jauh dari tempatku memasak.
"Sorry" ucapnya datar. Lalu mengambil potongan roti yang diisi bacon dan tumis jamur. Ia mengernyit. "Bisa aku meminta kopiku?"
Aku mendelik, "Kau akan mendapatkannya segera, sir" lalu menuang air hangat ke cangkir yang sudah aku siapkan tadi.
Ia acuh dan meneguknya sedikit hingga tak tersisa. "Terima kasih sarapannya. Aku pergi" mengecup keningku, lama.
"Jangan pulang larut malam." Ucapnya lagi lalu tersenyum.
"Aku tak bisa janji." Ia hanya menanggapi dengan tersenyum dan berlalu pergi.
Aku harus segera bersiap-siap, hari ini jadwalku lumayan sibuk.
"Selamat pagi Mrs. Lexie Hudson, berikut daftar artis yang lulus casting." Seraya Viola memberikan beberapa kertas padaku.
"Hmm..baguslah, bila ini yang memang diinginkan oleh sutradara dan produser. Aku ikut saja. Kapan pembacaan naskahnya?" ucapku dan memberikannya pada Viola.
Aku bekerja sebagai penulis naskah film. Tidak semua karyaku langsung diterima oleh produser atau sutradara film.
Banyak rintangan yang harus aku hadapi di umurku yang sudah menginjak 29 tahun ini. Ahh pria yang tadi pagi?
Ia adalah pria yang sudahku nikahi kurang lebih dua tahun ini. Seorang produser musik. Ia memiliki label rekaman sendiri. Setidaknya aku cukup beruntung memiliki suami yang cukup kaya dan terkenal. Haha
"Mungkin lusa, karena actor prianya sedang memiliki jadwal yang cukup padat, Lexie" ucap Viola lalu duduk diseberangku. "Baiklah. Aku lihat dia begitu muda." Ungkapku.
"Jangan katakan kau tak mengenalnya?" Tebak Viola. Aku hanya menatapnya dan terdiam. "Oh Lexie, berhentilah menjadi manusia gua, keluarlah sedikit dari dunia fiksimu dan mengenal dunia real. Selain suami, aku dan tentunya yang terlibat dengan pekerjaanmu" gerutunya panjang lebar.
Aku tertawa pelan. "Kau memang sahabat terbaikku Viola Auraletta." Ia menatapku jengah.
"Ia adalah Axel Edgar Grey, adik dari Marie Laura Grey artis yang tak kalah terkenal. Benar-benar beruntung bisa lahir di kalangan keluarga Grey." Seraya ia menunjukkan profile Axel yang menampilkan picture dan beberapa data pribadinya disana.
Aku hanya acuh tak acuh menanggapi.
"Ya Violaku sayang, bagaimana bila kita makan siang saja. Aku ada rapat dengan Bapak sutradara nanti jam dua siang"
Ia bergumam sekilas dan beranjak dark duduknya. "Kau traktir aku coffe latte"
"Of course" dan ia langsung sumringah.
"Terima kasih karena sudah mau bekerja sama denganku Nona Paula Moren" seraya berjabat tangan.
"Dengan senang hati Mr. Hudson karena tidak diragukan bila lagu yang keluar dari rekamanmu ini pasti akan laris dipasaran" ia memuji.
"Anda bisa saja. Akan saya kabarkan nanti kapan jadwal rekamannya" dan bangkit berdiri.
"Baik, Mr. Hudson." Lalu menatap kepergian pria tampan tadi.
"Dia tipe pria yangku impikan Lunna"
"Dia sudah beristri Paula" wanita itu terkekeh.
"Apa yang tidak bisa seorang Paula dapatkan? Bahkan aku dengar istrinya adalah orang yang tertutup." Dan melangkah pergi meninggalkan asistennya yang nampang sedikit bingung.
.
Hai.. terima kasih sudah mampir dicerita pertamaku disini.
Aku sebenarnya sudah menulis di Wattpad. Dan aku masih penulis pemula yang masih memiliki kekurangan.
Jadi mohon bimbingannya 😁
170920