aku mencoba intropeksi diri,
jadi kupikir bagaimana kalau aku saja yang mulai duluan memberinya kehangatan cinta
berjalannya waktu aku merasa lelah, tindakanku sia-sia , hangatnya cintaku bertepuk sebelah tangan, ia bukan saja tidak membalas rasa cintaku ini tapi ia juga tak sudi menerimanya.
oh Tuhan aku benar-benar lelah, aku merasa ini semua sia-sia, tenagaku sudah habis. Aku sudah melewati garis kesabaran dan harapan itu sendiri
sekarang dan untuk ke depan...
mulai sekarang, aku akan menutup hatiku untuk dirinya. Aku tak akan berharap apapun lagi
aku hanya tinggal menjalani tugasku saja sebagai istri saja, tanpa cinta itu sendiri , sama seperti ia memperlakukanku yang tanpa didasari cinta
ketika air mataku bercucuran tak hentinya, menghangat di kedua pipiku , aku merasa akulah yang paling menderita di dunia ini
aku merasa hidup tak pernah adil padaku
cinta hanyalah penderitaan
mimpiku memudar hanyut dalam airmata
harapanku pupus tenggelam akan kesepian
pernikahan yang kujalani selama bertahun tahun ini meninggalkan jejak yang kosong di hatiku
sebagaimana aku tak akan lagi mengetuk lagi pintu di hatimu, akupun akan mengunci pintu dihatiku untuk namamu