Ini adalah malam kedua Yuju berada di rumah sakit ini, menjaga dan menemani kekasihnya yang tidak kunjung sadarkan diri.
Beranda sendirian di kamar ini menemani kekasihnya, sering kali membuatnya tiba-tiba merasa sedih.
Ia seakan-akan dapat merasakan kesedihan dan kesepian yang di rasakan oleh setiap pasien yang di rawat di rumah sakit ini.
Bayangkan saja, bagaimana kesepian nya setiap pasien yang hanya seorang diri dan merenungi penyakit yang mereka miliki.
Dan itu hal itu membuat Yuju paham, bagaimana pentingnya seseorang untuk memberikan semangat kepada sang pasien.
Seperti yang ia lakukan kepada kekasihnya. Meskipun ia tahu Jae tidak dapat mendengar suaranya.
Yuju selalu berbicara di samping Jae dengan menggenggam tangan Jae dengan lembut. Seperti yang ia lakukan saat ini.
Semakin hari tangan Jae semakin terasa dingin. Dan hal itu membuat Yuju merasa takut.
"Babe... apa kau tidak lelah menutup kedua mata mu?" ucap Yuju dengan lemah.